TRIBUNNEWS.COM - Para pejabat Pakistan memberlakukan serangkaian pembatasan Covid-19 baru yang ketat, dengan semakin tingginya kasus baru harian Covid-19 sejak pandemi dimulai.
Dilansir dari New York Times, pembatasan yang diberlakukan termasuk melarang siapa pun belum divaksinasi lengkap untuk masuk dan salat di masjid.
Pembatasan lainnya adalah larangan pertemuan di dalam ruangan, termasuk pernikahan, dan memerintahkan sekolah ditutup.
Olah raga kontak dibatalkan di distrik manapun, di mana tingkat tes positif melebihi 10 persen, ambang batas sebagian besaar negara berpenduduk 220 juta itu.
Tingkat positif tes nasional mencapai sekitar 13 persen.
Baca juga: Pakistan Konfirmasi Kasus Pertama Covid-10 Varian Omicron, Ditemukan di Karachi
Baca juga: Pakistan Larang Keras Peredaran Cryptocurrency
Karachi, kota pelabuhan berpenduduk sekitar 15 juta orang, mencatat tingkat positif 46 persen, yang berarti hampir satu dari setiap dua tes kembali positif.
Di Islamabad, ibu kota, hampir satu dari setiap lima tes, atau sekitar 20 persen, positif.
Menurut Pusat Sains dan Sistem Rekayasa di Universitas Johns Hopkins, Pakistan memiliki rata-rata 6.208 kasus baru sehari.
Pada Jumat (21/1/2022), Pakistan mencatat 7.678 kasus baru, penghitungan terbesar yang diketahui sejak pandemi Covid-19 dimulai.
Tetapi para ahli kesehatan masyarakat mengatakan bahwa jumlah itu kemungkinan kecil.
Baca juga: Buron Sejak 2014, Pemimpin Senior Taliban Pakistan Tewas Ditembak di Afghanistan
Menurut data pemerintah, sekitar 78 juta orang, sekitar 36 persen dari populasi, telah menerima dua dosis vaksin.
Pemerintah telah mengambil tindakan tegas untuk meningkatkan jumlah vaksinasi di saat tingginya keraguan akan vaksinasi di antara masyarakat.
Tindakan tegas yang dilakukan di antaranya mengancam untuk mematikan layanan ponsel, menahan gaji, dan mencegah perjalanan udara.
Persyaratan memasuki masjid juga termasuk wajib memakai masker, jarak dua meter saat salat.
Ketika pemerintah mencoba menerapkan tindakan serupa tahun lalu, terjadi sejumlah penolakan hingga kekerasan.
Baca juga: Pakistan Ajak Negara-negara Muslim Bantu Afghanistan yang Alami Krisis Kemanusiaan dan Ekonomi
Pada April, jamaah di Karachi melempari kendaraan polisi dengan batu dan menyerang petugas ketika mereka berusaha menghalangi mereka memasuki masjid.
“Pemerintah harus fokus memenuhi tanggung jawabnya untuk memvaksinasi masyarakat daripada memutuskan siapa yang akan masuk masjid untuk salat dan siapa yang tidak,” kata Qari Muhammad Usman, seorang pemuka agama di Karachi.
“Khitbah di masjid tidak akan menghentikan jamaah untuk datang ke masjid karena menghindarinya hanya akan mengundang murka Allah pada saat orang membutuhkan rahmat-Nya,” ujarnya. (Tribunnews.com/NYT/Hasanah Samhudi)