TRIBUNNEWS.COM - Moderna Inc (MRNA.O) mengatakan telah memulai uji coba vaksin booster, yang dirancang khusus untuk melawan Omicron, Rabu (26/1/2022).
Perusahaan juga melaporkan data menunjukkan antibodi penetral terhadap varian Omicron menurun dalam enam bulan, setelah dosis booster ketiga dari vaksin aslinya tetap terdeteksi.
Melansir Reuters, uji coba Fase 2 Moderna akan menguji booster khusus Omicron pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas.
Baca juga: CDC: Booster Pfizer, Moderna Efektif Lawan Omicron hingga 90 Persen
Baca juga: Moderna Berharap Data Uji Coba Vaksin untuk Anak Usia 2 Hingga 5 Tahun Segera Keluar
Studi akan mempelajari booster pada individu yang hanya menerima suntikan utama, dosis pertama dan kedua dari vaksin Moderna, mRNA-1273, dan yang menerima seri primer dari dosis booster vaksin yang sama.
Sementara, Pfizer (PFE.N) dan mitranya BioNTech awal bulan ini juga memulai uji klinis vaksin mereka yang dirancang khusus untuk menargetkan varian Omicron.
Baca juga: YKMI Ajukan Keberatan Administrasi ke Kemenkes Terkait Vaksin Booster
Efektif 90 persen
Booster vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna terbukti sangat efektif dalam mencegah rawat inap akibat paparan Omicron,.
Hal ini menurut tiga studi baru oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS).
Dosis booster 90 persen efektif untuk membantu orang keluar dari rumah sakit setelah terinfeksi varian Omicron.
Dilansir Al Jazeera, dosis tersebut juga 82 persen efektif mencegah kunjungan gawat darurat dan perawatan darurat.
"Ini benar-benar menunjukkan pentingnya mendapatkan dosis booster," kata Emma Accorsi dari CDC, salah satu penulis studi tersebut, Jumat (21/1/2022).
Baca juga: Risiko Tinggi Covid-19, CDC Amerika Serikat Tambah 22 Negara Masuk Daftar Avoid Travel
"Orang Amerika harus mendapatkan booster jika setidaknya lima bulan telah berlalu sejak mereka disuntik Pfizer atau Moderna," katanya.
Emma menambahkan, sayangnya jutaan orang yang memenuhi syarat, belum mendapatkan suntikan booster.
Penelitian tersebut merupakan studi besar pertama di AS yang mengamati perlindungan vaksin terhadap Omicron, jelas pejabat kesehatan.