TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Pertahanan Israel mengatakan telah menandatangani kesepakatan dengan produsen senjata swasta domestik terbesar di negara itu, Elbit System,
Dengan kerjasama senilai 275 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,4 triliun, Elbit akan berkomitmen menyediakan berbagai senjata yang dibutuhkan untuk pertahanan Israel selama perang berlangsung.
Di antaranya ribuan amunisi udara berat untuk Angkatan Udara Israel, serta berbagai jenis bom berat yang mirip seperti bom impor asal AS.
Tak hanya itu dalam kesepakatan tersebut Elbit juga akan mendirikan pabrik untuk memproduksi bahan baku yang sebelumnya diimpor besar berasal dari luar negeri.
Kementerian tidak merinci bahan baku yang dimaksud, tetapi kemungkinan besar bahan baku tersebut digunakan untuk membuat amunisi.
Pemerintah Israel mengklaim, langkah ini merupakan upaya terbaru negara Zionis untuk mengurangi ketergantungan pada impor senjata, mengingat beberapa waktu lalu AS telah menahan pengiriman bom berat di akhir musim semi.
"Perjanjian strategis ini sangat penting untuk meningkatkan ketahanan operasional dan kemampuan pembangunan kekuatan Angkatan Pertahanan Israel," kata Eyal Zamir, direktur jenderal kementerian pertahanan, mengutip Middle East Monitor.
"Hari ini, kami meletakkan dasar untuk memperluas kemandirian manufaktur di dua bidang penting bagi keberlanjutan operasional IDF produksi amunisi udara berat di dalam negeri dan membangun pabrik bahan baku nasional,” imbuhnya.
99 Persen Senjata Israel Diimpor
Mengutip data Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), hampir 99 persen senjata Israel diimpor dari para sekutu.
Sebanyak 69 persen impor senjata Yerusalem berasal dari produsen Amerika, sedangkan 30 persen lainnya dibeli dari Berlin.
Baca juga: Hubungan Retak, Netanyahu Gugat Presiden Prancis Buntut Embargo Senjata Israel
Hal tersebut juga turut dikonfirmasi Kementerian Ekonomi Jerman, dimana tahun lalu negara mengizinkan ekspor hampir 303 juta euro atau 323 juta dolar AS ke Israel .
“Pada akhir tahun 2023, AS dengan cepat mengirimkan ribuan bom berpemandu dan rudal ke Israel,” catat laporan SIPRI, seraya menambahkan bahwa 61 pesawat tempur dari AS dan empat kapal selam dari Jerman sedang menunggu pengiriman.
SIPRI mengklaim bahwa senjata yang diimpor Israel dari sekutunya telah memainkan peran utama dalam tindakan militernya melawan Hamas dan Hizbullah.
Sejumlah Negara Stop Pasok Senjata ke Israel
Kendati sebagian besar senjata Israel dipasok oleh AS dan Jerman, tapi sejumlah negara berkomitmen untuk menghentikan kejahatan perang yang telah dilanggar Israel.