TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Rabu (26/1/2022) menolak seruan oposisi untuk mengundurkan diri karena menghadiri pesta saat lockdown.
Namun Johnson menerima bahwa aturan, yang mengharuskan para menteri kehilangan pekerjaan mereka jika dengan sengaja menyesatkan Parlemen, diterapkan padanya.
Johnson, yang pada 2019 memenangkan mayoritas Konservatif terbesar dalam lebih dari 30 tahun, bersiap menghadapi publikasi penyelidikan resmi atas klaim bahwa ada beberapa pesta di Downing Street selama lockdown.
Johnson mengatakan kepada Parlemen bahwa tidak ada aturan yang dilanggar.
Tidak segera jelas kapan hasil penyelidikan oleh pejabat Kantor Kabinet Sue Gray akan dipublikasikan, terutama karena polisi telah membuka penyelidikan mereka sendiri.
Baca juga: PM Inggris Boris Johnson Diduga Gelar Pesta Miras hingga Ultah saat Lockdown Covid-19
Baca juga: PM Inggris Boris Johnson Terancam Dilengserkan Partai Sendiri
Ditanya oleh pemimpin oposisi Partai Buruh Keir Starmer apakah kode etik menteri, yang mengatakan bahwa menteri yang dengan sengaja menyesatkan Parlemen harus mengajukan pengunduran diri, diterapkan padanya, Johnson berkata: "Tentu saja."
"Jika dia menyesatkan Parlemen, dia harus mengundurkan diri," kata Starmer kepada Parlemen.
"Apakah kamu sekarang akan mengundurkan diri?" tanya Starmer pada Johnson.
"Tidak," jawab Johnson, sepert dilansir dari The Straits Times.
Johnson mengatakan tidak bisa berbicara tentang penyelidikan terhadap pihak yang diduga.
Baca juga: Boris Johnson Dituding Tak Isolasi Diri Usai Kontak Erat dengan Videografer yang Positif Covid-19
Baca juga: Bye Bye Masker dan Paspor Covid, Boris Johnson Umumkan Berakhirnya Pembatasan Plan B di Inggris
Menurutnya, pemerintahnya fokus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memimpin kubu Barat terhadap krisis Ukraina.
Johnson telah memberikan berbagai penjelasan tentang pesta tersebut.
Pertama, dia mengatakan tidak ada aturan yang dilanggar.
Tetapi kemudian dia meminta maaf kepada warga Inggris atas kemunafikan pertemuan semacam itu.
ITV melaporkan pada Senin (24/1/2022) bahwa Johnson dan istrinya sekarang Carrie telah menghadiri pesta kejutan untuk merayakan ulang tahunnya yang dihadiri 30 orang di Ruang Kabinet di Downing Street pada Juni 2020, ketika pertemuan dalam ruangan saat itu dilarang.
Baca juga: Boris Johnson: Inggris Laporkan Kematian Pertama Pasien Akibat Omicron
Baca juga: Boris Johnson Sampaikan Tanggapan Inggris Soal Varian Omicron
Polisi Inggris pada Selasa (25/1/2022) mengatakan telah membuka penyelidikan sendiri atas peristiwa lockdown di Downing Street, sehingga meningkatkan tekanan pada Johnson.
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss, yang disebut-sebut sebagai calon perdana menteri masa depan jika Johnson digulingkan, mengatakan bahwa Downing Street belum menerima temuan laporan Gray tetapi laporan itu akan segera dirilis.
Ditanya tentang klaim bahwa Johnson dan stafnya telah berpesta di jantung negara bagian Inggris sementara orang-orang biasa bahkan dilarang mengucapkan selamat tinggal kepada kerabat mereka yang sekarat secara langsung, Truss mengatakan beberapa laporan itu mengkhawatirkan.
"Jelas perlu ada perubahan dalam budaya," kata Truss kepada BBC.
"Kami perlu mendapatkan hasil laporan, kami perlu melihat hasilnya dan memperbaiki masalah yang ada,” katanya.
Baca juga: Boris Johnson: Pengendalian Kasus Infeksi Covid-19 Inggris Saat Ini Lebih Baik dari Tahun Lalu
Ditanya apakah dia memiliki ambisi kepemimpinan, Truss mengatakan Johnson (57) telah melakukan pekerjaan yang baik sebagai perdana menteri dengan menangani Brexit dan menanggapi pandemi Covid-19. Truss mengatakan dia 100 persen mendukung Johnson. (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)