Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengungkapkan tidak akan berpartisipasi pada pertemuan G20 di Indonesia karena kesibukan di parlemen Jepang.
Shunichi Suzuki sudah berkoordinasi dengan wakil Menteri Keuangan Masato Kanda untuk mewakilinya menghadiri pertemuan G20 di Indonesia.
"Saya tidak berpartisipasi dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 yang akan diadakan di Indonesia pada 17 dan 18 Februari," papar Menteri Suzuki dalam konferensi pers setelah rapat kabinet, Kamis (10/2/2022).
"Hampir tidak ada perbedaan waktu dengan tempat, dan sulit untuk berpartisipasi secara online pula mengingat perlunya respons terhadap Diet (parlemen)," jelasnya.
Suzuki akan mengirimkan Masato Kanda, Wakil Menteri Keuangan, yang juga Direktur Divisi Internasional Kementerian Keuangan Jepang ke Indonesia.
Baca juga: Filosofi Gunungan dalam Logo Presidensi G20 Indonesia yang Sarat Makna Budaya
"Saya ingin berdiskusi dengan menteri keuangan terlebih dahulu dan mengambil tindakan yang tepat," ungkap Kanda.
Masato Kanda, kepala divisi internasional Kementerian Keuangan, mengungkapkan tentang situasi ekonomi di dunia dan Jepang, sekitar dua tahun setelah pandemi virus corona, "relatif cepat membaik sebelum corona".
"Kami sejauh ini mampu menghindari krisis keuangan. Perlu diwaspadai dampak perubahan kebijakan moneter akibat kenaikan harga di masing-masing negara," ujar Kanda beberapa waktu lalu.
Menurut Kanda, jika vaksinasi berlangsung, dimulainya kembali kegiatan ekonomi dapat dipercepat.
Dia mencontohkan, kemajuan transformasi struktur ekonomi dan industri seperti digitalisasi dan melebarnya kesenjangan akibat bencana corona dapat menimbulkan tantangan dan risiko baru.
Di sisi lain, ia menekankan bahwa inokulasi belum berkembang di negara-negara berpenghasilan rendah seperti Afrika, dan pemulihan ekonomi di setiap negara tidak merata.
"Penyebaran vaksin perlu dilakukan ke seluruh dunia," katanya, seraya mengatakan bahwa infeksi galur mutan seperti "strain Omicron" dapat menyebar dengan cepat.
Di pasar, ada kekhawatiran bahwa yen akan terdepresiasi dengan latar belakang kebijakan masing-masing negara dan bank sentral, yang akan berdampak buruk pada impor dan konsumsi bahan baku oleh perusahaan Jepang.
Baca juga: Kemendikbudristek Perjuangkan Empat Agenda Prioritas Pendidikan Dalam G20
Kanda menunjukkan bahwa "pada titik ini, kenaikan harga barang-barang impor (harga energi, dan lainnya, daripada valuta asing) memiliki kenaikan besar dalam harga di tujuan impor," dan "depresiasi yen memiliki dampak positif yang penting dan efek negatif."
"Kita perlu mengidentifikasi tren pasar dan memonitor dengan ketat," uajrnya.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.