Pasukan Ukraina di garis depan ini hampir setiap hari mendapat tembakan dari separatis yang didukung Rusia yang memegang posisi hanya beberapa puluh meter jauhnya.
Ada enam kapal perang Rusia yang bergerak ke Laut Hitam.
Para analis menunjuk ke minggu-minggu mendatang sebagai momen berisiko tinggi ketika invasi lebih lanjut bisa terjadi.
Ditanya apakah dia khawatir Ukraina memasuki periode kritis seperti itu, Jenderal Syrskyi mengatakan, "Ada latihan yang kami lakukan."
“Beberapa latihan tidak hanya dilakukan di utara tetapi juga di selatan. Kami telah merencanakan latihan untuk pasukan yang mendukung operasi kontra udara," jelasnya.
"Kami juga telah meningkatkan pengintaian di daerah itu dan memperkuat kerja sama dengan mitra kami seperti angkatan laut AS."
Baca juga: Bertemu di Berlin, Rusia dan Ukraina Gagal Mencapai Kesepakatan
Putin Tak Tolak Diplomasi dan Tetap Kerahkan Militer Rusia
Dikutip dari New York Times, di Moskow, diplomat top Rusia, Menteri Luar Negeri Sergey V. Lavrov, memberikan penilaian kurang baik tentang upaya diplomatik yang bertujuan untuk menghalangi invasi skala penuh.
Presiden Vladimir V. Putin dari Rusia, mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis, negosiasi dengan Barat terus berlanjut atas tuntutan Rusia untuk membentuk kembali arsitektur keamanan Eropa Timur.
Dia mengatakan Rusia sedang mempersiapkan tanggapan tertulis dengan Amerika Serikat dan NATO.
Putin mengatakan dirinya berencana untuk berbicara melalui telepon dalam beberapa hari mendatang dengan Presiden Emmanuel Macron dari Prancis.
Meski demikian aktivitas militer Rusia yang intensif di utara, timur dan selatan Ukraina memberikan nada yang tidak menyenangkan pada perebutan diplomatik.
Citra satelit yang dikumpulkan pada Rabu dan Kamis mengungkapkan pengerahan baru peralatan dan pasukan militer Rusia di Krimea, Rusia barat, dan Belarusia.
Sementara itu di Belarus, tetangga utara Ukraina dan sekutu internasional terdekat Rusia, jet tempur Rusia meluncurkan patroli udara.