TRIBUNNEWS.COM - Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam menyebut kota tersebut sedang kewalahan menghadapi serangan infeksi Covid-19, Senin (14/2/2022).
Meski demikian, angka kematian jauh lebih sedikit daripada kota-kota berukuran serupa sejak wabah Corona merebak dua tahun belakangan.
Dilansir Reuters, pihak berwenang berjuang mengendalikan wabah yang semakin menyebar luas.
Infeksi harian Hong Kong berlipat ganda 13 kali selama dua pekan terakhir.
Baca juga: Swedia Rekomendasikan Dosis ke-4 Vaksin Covid-19 untuk Kelompok Orang Tua
Baca juga: China Janji Dukung Hong Kong Saat Jumlah Kasus Infeksi Covid-19 Kian Melonjak
Sekitar 100 kasus tercatat pada awal Februari menjadi lebih dari 1.300 kasus pada Senin (14/2/2022).
Ketika jumlah kasus melonjak, Carrie Lam menyatakan pemerintahannya akan berkoordinasi dengan pejabat China untuk mengatasi situasi yang memberatkan.
Sementara itu, China membenarkan akan membantu kota itu dengan pengujian, perawatan, dan karantina.
China juga akan mengamankan alat rapid test dan alat pelindung diri hingga sayuran segar.
Baca juga: 15 WNA Positif Covid-19 dalam Sistem Bubble Tes MotoGP Mandalika
Hong Kong melaporkan setidaknya 1.530 kasus Covid-19 pada Senin (14/2/2022), kata penyiar TVB, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Ini akan menjadi rekor baru untuk kasus harian.
"Gelombang epidemi (Covid-19) kelima telah memberikan pukulan berat ke Hong Kong dan membebani kapasitas penanganan kota itu," katanya.
Ia menambahkan pasien harus menunggu lebih lama untuk mengakses fasilitas isolasi.
"Situasinya sangat tidak diinginkan dan pemerintah merasa khawatir dan menyesal tentang hal itu," katanya.
Dikutip dari Reuters, dengan sistem perawatan kesehatan yang sudah kewalahan, para ahli medis memperingatkan prediksi jumlah kasus mencapai 28.000 setiap hari pada akhir Maret.