Negara-negara Barat telah menjanjikan sanksi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya jika Rusia benar-benar menyerang Ukraina.
Baca juga: Ukraina Serukan Pertemuan dengan Rusia dalam Waktu 48 Jam, Bahas Ketegangan Perbatasan
Baca juga: Di Ambang Perang dengan Rusia, Maskapai Penerbangan Mulai Hindari Wilayah Udara Ukraina
Kelompok G7 telah memperingatkan sanksi ekonomi dan keuangan yang akan memiliki konsekuensi besar dan langsung pada ekonomi Rusia.
Duta Besar Ukraina untuk Inggris Senin (14/2/2022) mengatakan bahwa pernyataannya telah disalahpahami dan ia tidak menyarankan untuk menarik permohonannya.
Sebelumnya, Dubes Ukraina mengatakan kepada BBC bahwa negaranya mungkin fleksibel tentang tujuannya bergabung dengan NATO nantinya.
Pada hari yang sama, Senin (14/2/2022), Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara secara terpisah dengan Menlu Rusia dan Ukraina.
Juru bicara Guterres mengatakan, Sekjen masih percaya atas analisa dan harapannya bahwa tidak akan ada konflik.
Baca juga: AS Pindahkan Kedutaan Besar Ukraina dari Kiev ke Lvov
Baca juga: Kekhawatiran Terlihat Di Bandara Kiev Saat Negara Barat Panggil Pulang Warganya Dari Ukraina
Lavrov mengatakan kepada Putin bahwa Amerika Serikat telah mengajukan proposal konkret untuk mengurangi risiko militer. Tetapi tanggapan dari NATO dan Uni Eropa belum memuaskan.
Seorang pejabat UE, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya tetapi telah berbicara dengan Putin melalui telepon sebelumnya, mengatakan UE sedang mencari sumber energi alternatif jika Rusia memotong pasokan.
"Rusia berusaha menunjukkan bahwa mereka adalah pengawas di kawasan itu," kata sumber itu.
"Kritik Moskow terhadap Ukraina adalah gagasan bahwa rakyat membuat pilihan untuk demokrasi liberal, nilai-nilai, prinsip dan kebebasan,” katanya.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengadakan pembicaraan di Kyiv dengan Presiden Volodymyr Zelenskiy.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Tak Bisa Diprediksi, Gedung Putih Klaim Bisa Kapan Saja
Pada Selasa (15/2/2022), dia akan terbang ke Moskow. Ia akan menjadi pejabat Barat terbaru yang melakukan perjalanan setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron dan dua menteri Inggris pergi minggu lalu.
Scholz mengatakan dia melihat tidak ada pembenaran yang masuk akal untuk aktivitas militer Rusia di perbatasan Ukraina.
“Kami siap untuk dialog serius dengan Rusia mengenai masalah keamanan Eropa,” katanya. (Tribunnews.com/TST/Aljazeera/Hasanah Samhudi)