News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ini Akar Masalah Konflik Rusia dan Ukraina yang Diperkirakan akan Perang Besok

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mobilisasi ratusan ribu pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina.

Namun  Rusia dan Ukraina memiliki bahasa, sejarah dan politik yang berbeda.

Presiden Rusia Vladimir Putin  telah berulang kali mengklaim bahwa Rusia dan Ukraina adalah "satu", bagian dari "peradaban Rusia" yang juga mencakup negara tetangga Belarusia.

Sementara itu, Ukraina menolak klaim Putin tersebut.

Ukraina mengalami dua revolusi pada 2005 dan 2014.

Keduanya menolak supremasi Rusia.

Ukraina malah mencari jalan untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara.

Putin pun sangat marah dengan kemungkinan adanya pangkalan NATO di perbatasannya jika Ukraina bergabung dengan aliansi tersebut.

Sebab NATO adalah aliansi militer yang didirikan lantaran persaingan blok Barat dengan Uni Soviet dan sekutunya pasca-Perang Dunia II.

Anggota NATO diisi negara-negara sekutu Amerika seperti Inggris.

Personel militer AS dari negara-negara Sekutu yang dikerahkan ke Rumania mengambil bagian dalam upacara selama kunjungan Sekjen NATO dan Presiden Rumania di Pangkalan Militer Mihail Kogalniceanu pada 11 Februari 2022 di Mihail Kogalniceanu, Rumania. Kepala NATO Jens Stoltenberg memperingatkan pada 11 Februari 2022 tentang "risiko nyata untuk konflik bersenjata baru di Eropa" karena aliansi dan Rusia meningkatkan kehadiran pasukan mereka di sekitar Ukraina. (AFP)

Konflik Rusia dan Ukraina 2014

Konflik Rusia dan Ukraina sebenarnya telah terjadi sejak 2014.

Saat itu, Ukraina menggulingkan presiden  yang pro-Rusia yakni Viktor Yanukovych.

Pelengseran Yanukovych menyebabkan konflik dalam pemerintahan Ukraina yang terbagi menjadi dua golongan yaitu pendukung Uni Eropa dan pendukung Rusia.

Putin pun menggunakan kekosongan kekuasaan untuk mencaplok Krimea dan mendukung pemberontakan dari golongan separatis atau pendukung Rusia di provinsi tenggara Donetsk dan Luhansk.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini