TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita asal New York, Amerika Serikat (AS) dikabarkan berhasil sembuh dari HIV berkat pengembangan metode transplantasi sel induk.
“Pasien New York,” demikian Timothy Ray Brown dipanggil, mendapat perawatannya di New York-Presbyterian Weill Cornell Medical Center.
Dr Yvonne J. Bryson, spesialis penyakit menular pediatrik di UCLA's David Geffen School of Medicine, menjelaskan studi kasus baru pada Selasa (15/2/2021) di Konferensi tahunan tentang Retrovirus dan Infeksi Oportunistik yang diadakan secara virtual.
Bryson dan Persaud telah bermitra dengan jaringan peneliti lain untuk melakukan tes laboratorium untuk mengevaluasi Brown.
Baca juga: Inggris Peringatkan Penyakit AMR, Disebut Lebih Mematikan Daripada HIV/AIDS
Baca juga: Skema Piramida Bitcoin Ala Glaidson Acácio dos Santos Picu Malapetaka Besar di Brasil
Di Weill Cornell, Dr Jingmei Hsu dan Dr Koen van Besien dari program transplantasi sel induk berpasangan dengan spesialis penyakit menular Dr Marshall Glesby dalam perawatan pasien.
Para ilmuwan mengaku berharap dapat memperluas pengobatan serupa.
Dilansir NBC News, para peneliti memberikan pengobatan kepada tiga pria, diyakini mereka dapat disembuhkan dari HIV dan mengamati ada dua wanita yang memiliki sistem kekebalan yang mampu mengalahkan virus tersebut.
Direktur Divisi AIDS di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Carl Dieffenbach merupakan satu di antara divisi dibalik Institut Kesehatan Nasional yang mendanai jaringan penelitian studi kasus tersebut.
Dieffenbach mengatakan kepada NBC News bahwa akumulasi kesuksesan penelitian dalam menyembuhkan HIV "membawa harapan baru".
New York Times melaporkan Brown didiadnogis HIV pada 2013 dan Leukimia pada 2017.
Baca juga: Kenali Gejala Saat Anak-Anak Terinfeksi HIV-AIDS
Terima donor dari pasien kelainan genetik langka
Brown menerima transplantasi sel induk dari seorang donor yang memiliki kelainan genetik langka yang mampu memberikan sel kekebalan yang menargetkan resistensi alami HIV terharap virus.
Strategi yang diterapkan dalam kasus Brown pertama kali diumumkan pada 2008.
Proses terapi ini dimanfaatkan untuk menggantikan sistem kekebalan seseorang dengan orang lain, mengobati kanker mereka sekaligus menyembuhkan HIV.