TRIBUNNEWS.COM -- Negara-negara Barat memperingatkan kehadiran tentara Rusia yang terus bertambah di perbatasan dengan Ukraina.
Pada Rabu (16/2/2022) kemarin, Estonia menyatakan kelompok militer dari negara beruang merah yang bergerak di perbatasan.
Sementara kantor berita Reuters menyataan, lebih banyak kendaraan lapis baja, helikopter, dan rumahsakit lapangan telah terlihat di dekat perbatasan Ukraina, kepala intelijen pertahanan Inggris mengungkapkan dalam komentar publik yang jarang terjadi.
Lebih dari 7.000 tentara telah dipindahkan ke perbatasan Ukraina dalam beberapa hari terakhir, termasuk beberapa yang tiba pada Rabu (16/2), menurut seorang pejabat senior dalam Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, tanpa memberikan bukti.
Baca juga: AS Peringatkan Kontraktor Pertahanan Tentang Kemungkinan Serangan Siber Rusia
“Ada apa yang Rusia katakan, dan kemudian ada apa yang dilakukan Rusia. Dan, kami belum melihat pasukannya mundur,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah wawancara di MSNBC, seperti dikutip Reuters.
"Kami terus melihat unit-unit (militer) penting (Rusia) bergerak menuju perbatasan (Ukraina), bukan menjauh dari perbatasan," ungkapnya.
Gambar satelit komersial terbaru menunjukkan adanya kesibukan aktivitas militer Rusia di beberapa lokasi dekat Ukraina.
Hal ini diungkapkan perusahaan swasta Amerika Serikat (AS) yang merilis foto-foto itu, di tengah kekhawatiran bahwa Moskwa mungkin akan melancarkan serangan terhadap tetangga bekas Sovietnya itu.
Baca juga: Dada Remaja Berusia 15 Tahun di Bima NTB Tertancap Anak Panah
Rusia, yang telah berulang kali membantah rencana untuk menyerang Ukraina, diketahui mengadakan latihan militer besar-besaran di bekas Soviet Belarusia, bagian dari peningkatan kekuatan yang signifikan di utara, timur, dan selatan Ukraina.
Dikutip dari Reuters, Rabu (16/2/2022), Maxar Technologies yang berbasis di AS, yang telah melacak penumpukan pasukan Rusia selama berminggu-minggu, mengatakan pada Selasa (15/2/2022), bahwa gambar yang diambil pada hari Minggu (13/2/2022) dan Senin (14/2/2022), menangkap aktivitas baru yang signifikan di Belarus, mencaplok Crimea, dan Rusia barat. Tapi, gambar-gambar itu tidak dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters.
Baca juga: Sebut Rusia Tingkatkan Jumlah Pasukan, NATO: Tidak Ada Deeskalasi
Maxar menunjuk pada kedatangan beberapa pengerahan besar pasukan dan helikopter serang serta pengerahan baru pesawat serang darat dan jet tempur pengebom ke lokasi depan.
“Gambar-gambar itu juga menangkap kepergian beberapa unit pasukan darat dari garnisun yang ada bersama dengan unit tempur lain yang terlihat dalam formasi konvoi,” kata Maxar.
Di sisi lain, Rusia telah berulang kali membantah bahwa pihaknya berencana untuk menyerang Ukraina. Meskipun telah dilaporkan ada penambahan pasukan di wilayah perbatasan Ukraina.
Moskwa diyakini telah mengumpulkan 70 persen personel militer dan senjata di perbatasan Ukraina yang akan dibutuhkan Rusia untuk invasi skala penuh.
Baca juga: Rusia: Ukraina Harus Nyatakan Dirinya Non-Blok Jika NATO Secara Terbuka Menolaknya Sebagai Anggota
Hal ini diungkapkan dua pejabat AS yang mengetahui perkiraan intelijen terbaru Washington.
NATO siapkan unit tempur baru
Mikk Marran, Direktur Jenderal Badan Intelijen Luar Negeri Estonia menyebutkan, sekitar 10 kelompok pasukan Rusia bergerak menuju perbatasan Ukraina, di mana diperkirakan sekitar 170.000 tentara telah dikerahkan.
Serangan itu akan mencakup pemboman rudal dan pendudukan "medan utama", dia menambahkan, seperti dilansir Reuters.
"Jika Rusia berhasil di Ukraina, itu akan mendorongnya untuk meningkatkan tekanan pada Baltik di tahun-tahun mendatang," ujar Marran. "Ancaman perang telah menjadi alat kebijakan utama bagi (Presiden Rusia Vladimir) Putin".
Sementara Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukannya ditarik kembali setelah latihan di Distrik Militer Selatan dan Barat dekat Ukraina.
Dan, Duta Besar Rusia untuk Irlandia bersikeras, pasukan di Rusia Barat akan kembali ke posisi normal mereka dalam tiga hingga empat minggu.
Kementerian Pertahanan Rusia merilis sebuah video yang katanya menunjukkan tank, kendaraan tempur infanteri, dan unit artileri self-propelled meninggalkan semenanjung Krimea, yang Moskow rebut dari Ukraina pada 2014.
Tetapi, komandan militer NATO sedang menyusun rencana untuk unit tempur baru, yang menurut para diplomat, bisa dikerahkan di Bulgaria, Rumania, Hongaria, dan Slovakia.
Unit-unit semacam itu, yang dirancang untuk mengulur waktu bagi tentara tambahan guna mencapai garis depan jika diperlukan, sudah ada di Polandia dan negara-negara Baltik.
Sedang Inggris akan melipatgandakan kekuatannya di Estonia dan mengirim tank juga kendaraan tempur lapis baja ke republik Baltik yang berbatasan dengan Rusia itu sebagai bagian dari penempatan NATO.
Pesawat AL AS Dicegat Jet Rusia
Di tengah ketegangan Rusia dan Ukraina, tiga pesawat Angkatan Laut AS dicegat jet tempur Rusia secara "tidak profesional" di atas Laut Mediterania akhir pekan lalu, Amerika Serikat mengatakan pada Rabu (16/2).
"Meskipun tidak ada yang terluka, interaksi seperti ini bisa mengakibatkan salah perhitungan dan kesalahan yang mengarah pada hasil yang lebih berbahaya," kata Kapten Angkatan Laut AS Mike Kafka dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Channel News Asia.
Tiga pesawat patroli dan pengintai maritim AS P-8A "mengalami pencegatan tidak profesional oleh pesawat Rusia" saat "terbang di wilayah udara internasional di atas Laut Mediterania", Kafka menyebutkan.
Menurut dia, Amerika Serikat telah menyampaikan keberatan kepada Rusia melalui saluran diplomatik.
"AS akan terus beroperasi dengan aman, profesional, dan konsisten dengan hukum internasional di perairan dan wilayah udara internasional," ujar Kafka. "Kami berharap, Rusia melakukan hal yang sama".
Seorang pejabat AS yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengungkapkan, salah satu jet tempur Rusia berada sangat dekat dengan pesawat Amerika Serikat.
Insiden pencegatan tersebut terjadi di tengah ketegangan yang meningkat atas pengumpulan pasukan militer Rusia di sepanjang perbatasan dengan Ukraina. Menurut AS, jumlahnya lebih dari 150.000 tentara.
Pengerahan pasukan, rudal, dan kapal perang Rusia di sekitar Ukraina digambarkan sebagai krisis keamanan terburuk di Eropa sejak Perang Dingin. Tapi, Moskow berulang kali membantah akan menyerang negara tetangganya itu. (Kontan/SS Kurniawan/Kompas.com/Reuters/Irawan Sapto Adhi)