News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Negara Tetangga Ukraina Siap-siap Kebanjiran Pengungsi jika Rusia Menginvasi

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang yang dievakuasi dari Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri duduk di bus menunggu kereta mereka dievakuasi jauh ke Rusia, di kota Taganrog pada 20 Februari 2022. - Sebuah wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina mengumumkan keadaan darurat pada 19 Februari , 2022, mengutip semakin banyak orang yang datang dari daerah yang dikuasai separatis di Ukraina setelah mereka menerima perintah evakuasi. (Photo by Andrey BORODULIN / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah negara Eropa Tengah di perbatasan Barat Ukraina bersiap dengan kemungkinan masuknya jutaan pengungsi jika terjadi invasi Rusia ke Ukraina.

"Kami harus bersiap menghadapi gelombang hingga satu juta orang," kata wakil menteri dalam negeri Polandia, Maciej Wsik.

Dilansir The Guardian, sekitar dua juta orang Ukraina tinggal di Polandia. 

Kebanyakan pindah sejak konflik pada 2014 serta untuk mencari pekerjaan.

Pemerintah Polandia kini berencana menampung para pengungsi Ukraina di asrama hingga fasilitas olah raga.

Gambar selebaran yang dirilis pada 19 Februari 2022 oleh layanan pers Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina di lokasi yang tidak diketahui di Ukraina menunjukkan tentara Ukraina mengambil bagian dalam latihan pada 18 Februari 2022. (STR / ARMED FORCES OF UKRAINE / AFP)

Baca juga: Hentikan Konflik Rusia-Ukraina, Presiden Jokowi: Perang Tidak Boleh Terjadi

Baca juga: Surat dari AS Mengklaim Rusia Targetkan Orang Ukraina yang akan Dibunuh atau Ditahan

Wali Kota Ciechanów di Polandia, Krzysztof Kosiński pada Sabtu lalu menulis cuitan bahwa ia diminta pemerintah untuk mendata fasilitas hingga jumlah pengungsi yang mampu ditampung.

Jumlah warga Ukraina yang akan mengungsi di negara-negara tetangganya sulit diprediksi.

Kebanyakan warga Ukraina di wilayah timur yang diterpa konflik mengungsi di bagian lain negara atau ke Rusia.

"Karena kami sekarang memiliki perjalanan bebas visa dengan Eropa, orang-orang yang ingin pergi sudah melakukannya," kata menteri keuangan Ukraina, Serhiy Marchenko, dalam sebuah wawancara di Kyiv.

"Jika Rusia meningkat dan orang-orang memutuskan untuk pergi ke Eropa untuk mencari tempat yang lebih aman, kemungkinan akan ada lebih sedikit orang," katanya.

Jika peringatan AS dan Inggris soal invasi benar terjadi, maka akan terjadi gelombang pengungsi yang besar.

Selain Polandia, negara Eropa Timur juga mempersiapkan kemungkinan masuknya para pencari suaka.

"Kami sedang menganalisis berapa banyak kamp pengungsi yang dapat kami pasang dalam waktu yang relatif singkat: 10, 12, 24 jam. Kami sedang menganalisis kapasitas penginapan yang ada di wilayah perbatasan tetapi kami juga membahas tahap kedua, dengan wilayah tetangga, dan tahap ketiga di seluruh negeri," kata Menteri Dalam Negeri Rumania, Lucian Bode dalam wawancara TV.

Menteri Dalam Negeri Slovakia, Roman Mikulec, mengatakan pemerintahnya juga siap untuk berperan.

Joe Biden Bersedia Bertemu Putin

Presiden AS Joe Biden pada prinsipnya telah menyetujui pertemuan puncak (KTT) dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama Moskow tidak menyerang Ukraina.

Gedung Putih mengonfirmasi hal ini pada Minggu waktu setempat atau Senin (21/2/2022), setelah sebelumnya diumumkan Prancis.

Dilansir CNA, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki dalam pernyataannya mengatakan, AS berkomitmen untuk melakukan diplomasi sampai invasi dimulai. 

"Presiden Biden pada prinsipnya menerima pertemuan dengan Presiden Putin jika invasi tidak terjadi," tambahnya.

"Kami juga siap untuk menjatuhkan konsekuensi cepat dan berat jika Rusia memilih perang."

"Dan saat ini, Rusia tampaknya melanjutkan persiapan untuk serangan skala penuh di Ukraina segera," tambahnya.

Aliansi Barat melakukan upaya terakhir untuk mencegah perang Eropa setelah terjadi penumpukan besar pasukan Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina.

(FILES) Foto kombinasi ini menunjukkan Presiden AS Joe Biden (kiri) saat memberikan sambutan tentang implementasi Rencana Penyelamatan Amerika di Ruang Makan Negara Gedung Putih di Washington, DC pada 15 Maret 2021; dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat ia dan mitranya dari Turki mengadakan pernyataan pers bersama setelah pembicaraan mereka di Kremlin di Moskow pada 5 Maret 2020. Presiden Joe Biden dan Vladimir Putin memulai panggilan telepon pada 30 Desember 2021 tentang solusi diplomatik atas meningkatnya ketegangan Rusia-Barat atas Ukraina. (Pavel Golovkin, Eric BARADAT / AFP / POOL)

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Yakin Putin Akan Invasi Ukraina, Warga Sipil Mulai Diusir

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Memanas, Biden Siap Bertemu Putin Asalkan Syarat Terpenuhi

Istana Kepresidenan Prancis, Élysée, menyatakan KTT akan diperluas ke pemangku kepentingan untuk membahas keamanan dan stabilitas di Eropa.

Diketahui, rencana pertemuan puncak ini diumumkan Prancis setelah panggilan telepon antara Presiden Emmanuel Macron dan Putin selama hampir tiga jam.

Istana Élysée menambahkan bahwa substansi harus disiapkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menlu Rusia Sergey Lavrov selama pertemuan mereka pada Kamis mendatang.

Menurut Kepresidenan Prancis, Putin menyetujui perlunya memprioritaskan solusi diplomatik terkait krisisnya dengan Ukraina.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini