TRIBUNNEWS.COM - Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu, Judha Nugraha mengungkapkan kondisi WNI yang ada di Ukraina.
Menurut Judha, ada sebanyak 138 WNI yang tinggal di Ukraina.
Judha menyebut para WNI ini paling banyak tinggal di ibukota Ukraina, Kiev.
Selanjutnya ada yang tinggal di Odessa dan beberapa daerah lainnya di Ukraina.
Baca juga: Serangan Rusia di Ukraina Tewaskan 40 Orang, Presiden Zelenskyy akan Serahkan Senjata ke Semua Orang
Mayoritas WNI yang tinggal di Ukraina adalah para pekerja migran hospitality dan manufaktur.
Tak hanya itu, ada juga WNI yang sudah menikah serta para pelajar.
"Presentase warga negara kita, mayoritas ada di Kiev, nomor dua ada di Odessa, kemudian ada di beberapa daerah yang lain. 138 WNI di KBRI yang berada di Ukraina mayoritas Kiev Oadisa dan tersebar dikota lain."
"Mayoritas pekerja migran hospitality dan manufaktur, ada yang menikah dan juga pelajar," kata Judha dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (24/2/2022).
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina yang Semakin Panas Bikin Rupiah Jadi Melemah
Lebih lanjut Judha menyebut pihaknya telah menjalin komunikasi dengan para WNI yang ada di Ukraina.
Judha menyebut pihaknya juga telah mengimbau para WNI untuk bisa mendekat dan berkumpul di KBRI Kiev.
"Kita sudah mampu menjalin komunikasi dengan mereka. Kita meminta mereka untuk mendekat, berkumpul ke KBRI Kiev," terang Judha.
Namun jika kondisinya tidak memungkinkan KBRI juga telah menyediakan titik-titik yang bisa dijadikan titik kumpul para WNI.
Baca juga: Pasca-Serangan Rusia ke Ukraina, Ukraina Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Rusia
"Jika tidak memungkinkan, ada titik-titik yang sudah diputuskan untuk sebagai titik kumpul WNI kita di daerah tertentu. Sedangkan untuk yang ada di Oadisa, tadi kami memantau, serangan ini juga terjadi di beberapa kota yang lain."
"Kita akan melihat situasinya, jika tidak memungkinkan untuk untuk menuju ke Kiev, kita akan meminta mereka untuk tetap tinggal dulu di Oadisa, sambil kita mencari jalur aman yang lain," imbuh Judha.
Judha menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menjamin jalur yang aman untuk evakuasi WNI.
"Tentunya kita akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, untuk menjamin proses jalur yang aman, terkait evakuasi WNI," pungkasnya.
Baca juga: Ini Alasan Putin Lakukan Invasi, Tak Sudi Ukraina Jadi Boneka Barat
Bunyi Sirine Mencekam di Kota Kiev, Rusia Gencarkan Serangan Militer ke Ukraina
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, sirine terus berkumandang di jantung kota Kiev, ibu kota Ukraina.
Hal tersebut jadi penanda perang Rusia dan Ukraina pecah.
Sebelumnya ledakan demi ledakan terdengar Kamis (24/3/2022) dini hari waktu setempat.
Sejumlah warga yang ketakutan sempat merekam ledakan yang nampak di langit Ukraina.
Baca juga: Begini Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dengan Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya telah umumkan 'operasi militer khusus' di wilayah Donbas Ukraina.
Itu artinya Putin nyatakan memulai perang Rusia dan Ukraina.
"Kami memutuskan untuk meluncurkan aksi militer khusus yang ditujukan untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina," ujarnya.
Sementara, di sini lain Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky awalnya memohon perdamaian dan menambahkan bahwa Ukraina akan mempertahankan diri dari segala upaya invasi.
Baca juga: Uni Eropa Rencanakan Paket Sanksi Terberat terhadap Rusia, Tergetkan Sektor Strategis Ekonomi Moskow
"Jika mereka menyerang, jika mereka mencoba mengambil negara kita - kebebasan kita, hidup kita, hidup anak-anak kita - kita akan membela diri kita sendiri." ujarnya.
Kini Ukraina telah melakukan aksi-aksi membela diri dan meluncurkan serangan ke pasukan Rusia yang telah masuk ke wilayah Ukraina.
Akibatnya banyak warga yang mulai mengungsi.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Hasanudin Aco)