TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka memberlakukan sanksi ekonomi berat terhadap Rusia sebagai tanggapan atas serangan Presiden Vladimir Putin di Ukraina.
Sanksi AS tersebut bertujuan melumpuhkan ekonomi Rusia, lembaga keuangannya, dan aksesnya ke teknologi.
"Putin memilih perang ini. Dan sekarang dia dan negaranya akan menanggung akibatnya,” kata Presiden AS, Joe Biden di Gedung Putih pada Kamis (24/2/2022).
Pasar saham Rusia jatuh ke level terendah dalam empat setengah tahun pada hari Kamis, dan mata uangnya, rubel, mencapai rekor terendah versus greenback.
Sekarang, langkah-langkah yang lebih ketat digunakan untuk menekan ekonomi Rusia, menghambat pertumbuhannya, meningkatkan biaya pinjaman, meningkatkan inflasi dan mengintensifkan arus keluar modal.
Baca juga: Joe Biden Tegas Beri Sanksi Ekonomi Terhadap Rusia, Bagaimana Soal Energi?
Baca juga: Presiden Ukraina Janji Tak akan Tinggalkan Kyiv Meski Dirinya Target Utama Serangan Rusia
Administrasi Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sanksi menargetkan semua 10 lembaga keuangan terbesar Rusia dan memberlakukan langkah-langkah pengendalian ekspor yang akan mengurangi lebih dari separuh impor teknologi tinggi Rusia.
Langkah tersebut termasuk memotong bank terbesar Rusia dari sistem keuangan AS dan menjatuhkan sanksi pada bank terbesar kedua Rusia, dan membekukan asetnya yang menyentuh sistem keuangan AS.
Sanksi terhadap entitas keuangan utama Rusia termasuk pengenaan "pemblokiran penuh dan sanksi akun koresponden dan hutang, dan pembatasan utang dan ekuitas, pada lembaga yang memegang hampir 80 persen aset sektor perbankan Rusia", kata Gedung Putih.
“Skala agresi Putin dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap tatanan internasional memerlukan tanggapan tegas, dan kami akan terus mengenakan biaya berat jika dia tidak mengubah arah,” tambah pemerintahan Biden dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, AS memuji Australia, Kanada, Uni Eropa, Jepang, dan Inggris karena telah setuju mengambil tindakan yang sama kuatnya terhadap Rusia.
Berikut daftar sanksi AS terhadap Rusia, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera:
1. Memutus koneksi ke sistem keuangan AS untuk bank keuangan terbesar Rusia, Sberbank, termasuk 25 anak perusahaan, dengan memberlakukan tindakan yang memutus akses Sberbank ke transaksi yang dilakukan dalam dolar.
Sberbank memegang hampir sepertiga aset sektor perbankan Rusia.
2. Sanksi terhadap lembaga keuangan terbesar kedua Rusia, VTB Bank (VTB), dan anak perusahaannya, membekukan aset yang menyentuh sistem keuangan AS dan melarang orang AS berbisnis dengan mereka.