TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini profil Vladimir Putin, Presiden Rusia yang perintahkan serangan ke Ukraina.
Rusia akhirnya melakukan serangan ke Ukraina pada Kamis (25/2/2022) pagi waktu setempat.
Sebagaimana diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, ledakan terjadi di Ibu Kota Ukraina, Kyiv.
Selain ledakan di Kyiv, tembakan terdengar di dekat Bandara Boryspil, kantor berita Interfax melaporkan mengutip media lokal.
Selain itu, ledakan juga mengguncang Kota Donetsk di Ukraina Timur.
Dilansir Associated Press, pemimpin Ukraina mengatakan sedikitnya 40 orang tewas akibat serangan yang dilancarkan Rusia dari timur, utara dan selatan.
Data korban ini adalah data sementara.
Diperkirakan korban jatuh akibat serangan militer itu terus bertambah.
Baca juga: Dubes Ukraina Harap Indonesia Lantang dan Berani Suarakan Protes ke Rusia
Serangan terhadap Ukraina ini terjadi beberapa saat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus terhadap Ukraina.
Putin mengatakan, dia telah mengizinkan operasi militer khusus di daerah yang memisahkan diri di Ukraina Timur,
“Saya telah membuat keputusan operasi militer,” katanya dalam sebuah pernyataan mengejutkan yang disiarkan langsung di televisi sesaat sebelum pukul 6 pagi waktu Moskow, seperti dikutip Reuters.
Putin mengklaim operasi militer khusus dilancarkan karena adanya permintaan bantuan dari rakyat Donbas, wilayah Ukraina yang memisahkan diri.
“Situasi mengharuskan kita untuk mengambil tindakan tegas dan segera."
"Republik rakyat Donbas beralih ke Rusia dengan permintaan bantuan," ujarnya dalam keterangan yang dirilis oleh kepresidenan Rusia, seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis.
“Dalam hal ini, sesuai dengan Pasal 51 Bagian 7 Piagam PBB, dengan persetujuan Dewan Federasi Rusia dan sesuai dengan perjanjian persahabatan dan bantuan timbal balik yang diratifikasi oleh Duma pada 22 Februari dengan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk, saya memutuskan untuk meluncurkan operasi militer khusus," jelas Putin.
Baca juga: Rusia Menginvasi Ukraina pada Jam Terkelam Eropa sejak Perang Dunia II
Selain itu, Putin mengklaim ingin melindungi warga Donbas yang menjadi sasaran pelecehan dan genosida oleh pemerintah Ukraina.
“Tujuannya adalah untuk melindungi orang-orang yang telah menjadi sasaran pelecehan dan genosida oleh rezim di Kyiv selama delapan tahun."
"Dan untuk ini kami akan mengejar demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, serta mengadili mereka yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap warga sipil, termasuk warga Federasi Rusia," terangnya
Profil Vladimir Putin, Presiden yang Suka dengan Intelijen Sejak Kecil
Dikutip dari Kompas.com, Vladimir Putin lahir di Leningrad (sekarang Saint Petersburg) pada 7 Oktober 1952 atau saat ini berusia 69 tahun.
Ia telah menjadi Presiden Rusia selama lebih dari 20 tahun.
Sebelum menjadi Presiden Rusia, Putin sempat menjadi perdana menteri pada tahun 1999-2000.
Posisi itu yang kemudian mengantarkannya menjadi Presiden Rusia pada tahun 2000.
Ia menjabat sebagai Presiden Rusia hingga tahun 2008.
Setelah itu, karena adanya pembatasan jabatan presiden, Putin kembali menjabat sebagai perdana menteri pada 2008 hingga 2012.
Selepas menjadi perdana menteri untuk kali kedua itu, Putin kembali menjabat sebagai Presiden Rusia pada 7 Mei 2012 hingga sekarang.
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Memanas, Pakar Hukum Internasional: Ada Kelompok Separatis
Sebelum terjun ke dunia politik, Putin bekerja di KGB, dinas intelijen di era Uni Soviet.
Pekerjaanya di bidang intelijen ini sesuai dengan kesukaanya semasa kecil yaitu membaca novel bertema agen rahasia dan intelijen.
Cita-cita Putin menjadi intelijen itu juga didukung oleh kedua orangtuanya, Vladimir Spiridonovich dan Maria Ivanovna Putina.
Ibunya berprofesi sebagai buruh dan ayahnya adalah konskrip Angkatan Laut Soviet.
Setelah terjadinya transisi Uni Soviet ke Rusia pada 1991, Putin keluar dari KGB dan bekerja pada wali kota pertama saat itu, Anatoly Sobchak di St Petersburg.
Pria lulusan Universitas Negeri Leningrad ini dikenal bekerja dari belakang layar dan selalu mampu menyelesaikan masalah.
Kemampuannya ini kemudian membuat ia terpilih sebagai perdana menteri pada tahun 1999, jabatan yang mengantarnya menjadi orang nomor satu di Rusia.
Selama dua kali masa jabatannya, ekonomi Rusia diklaim tumbuh pesat.
GDP yang diukur dalam kemampuan berbelanja meningkat sampai 72 persen.
Pertumbuhan ini dipicu bom komoditas 2000-an, peningkatan harga-harga minyak, dan dikeluarkannya kebijakan ekonomi dan fiskal.
Keberhasilannya pun banyak diapresiasi.
Baca juga: 5 Pesawat Rusia dan 1 Helikopter Ditembak Jatuh, Pasukan Ukraina: Musuh Menderita Kerugian
Pada 2007, dia diangkat menjadi "Tokoh Tahun Ini" oleh Majalah Time.
Pada 2015, majalah yang sama menempatkannya dalam urutan pertama "Daftar Tokoh Paling Berpengaruh."
Majalah Forbes juga tak ketinggalan.
Menempatkan Putin pada urutan pertama 'Daftar Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia" pada 2013, 2014, dan 2015.
(Tribunnews.com/Daryono/Nuryanti) (Kompas.com)