News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Apa itu SWIFT? Bagaimana Pemblokiran Sistem Perbankan Global Dapat Berdampak bagi Rusia?

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi SWIFT. Apa itu SWIFT? Mengapa pemblokiran Rusia dari sistem perbankan global dapat berdampak pada negara tersebut?

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis (24/2/2022) mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia setelah invasinya ke Ukraina beberapa jam sebelumnya.

Biden mengatakan hukuman terhadap negara itu mencakup "pemerasan" pada akses Rusia ke teknologi dan pasar keuangan, sanksi terhadap daftar "elit Rusia," pembatasan beberapa ekspor dan banyak lagi.

Tetapi satu langkah yang tidak diumumkan Biden adalah mengeluarkan Rusia dari sistem keuangan SWIFT.

Mengapa Rusia perlu dikeluarkan dari sistem perbankan SWIFT?

Inilah hal-hal yang perlu ketahui tentang SWIFT, seperti dilansir USA Today.

Baca juga: Militer Ukraina: Serangan Pasukan Rusia Targetkan Pangkalan Militer Kyiv Digagalkan

Baca juga: Pasukan Rusia Mulai Serbu Kiev, Pertempuran Sengit Berlangsung, Terdengar Bunyi Ledakan

Aktivis memprotes invasi Rusia ke Ukraina dan memegang tanda bertuliskan "Blokir Rusia Dari SWIFT" selama demonstrasi di Lafayette Square, di seberang Gedung Putih, di Washington, DC pada 25 Februari 2022 (MANDEL NGAN / AFP)

Apa itu sistem perbankan SWIFT?

SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication) adalah layanan pesan aman yang digunakan lebih dari 11.000 bank dan lembaga keuangan lain di seluruh dunia untuk berkomunikasi.

Bloomberg menyebut, SWIFT bagaikan Gmail-nya perbankan global.

SWIFT dibentuk pada tahun 1973, dan berkantor pusat di Belgia.

SWIFT diawasi oleh Bank Nasional Belgia, Sistem Cadangan Federal AS, Bank Sentral Eropa dan lainnya, NBC News melaporkan.

Para bankir menggunakan SWIFT untuk mengonfirmasi pesanan, pembayaran, perdagangan, dan lainnya.

Negara-negara Eropa menggunakan SWIFT untuk membayar perusahaan Rusia untuk minyak dan gas.

Orang biasa juga bisa memanfaatkan sistem ini, menggunakannya untuk melakukan transfer uang lintas negara, untuk membayar tagihan, atau mengirim uang kepada seseorang.

Alexandra Vacroux, direktur eksekutif Pusat Davis untuk Studi Rusia dan Eurasia di Universitas Harvard, mengatakan kepada NPR, "SWIFT tidak menggerakkan uang, tetapi menggerakkan informasi tentang uang."

SWIFT rata-rata mencatat 42 juta pesan sehari pada tahun 2021.

Pesan itu termasuk pertukaran mata uang, perdagangan, dan lainnya, Bloomberg melaporkan.

Baca juga: Dampak Konflik Rusia-Ukraina bagi Indonesia, Termasuk Harga Minyak Mentah Terancam Melonjak

Baca juga: NATO Akhirnya Kerahkan Ribuan Pasukan dan 100 Jet ke Ukraina Usai Sempat Disindir Presiden Zelensky

Lalu bagaimana penghapusan Rusia dari SWIFT berdampak pada negara tersebut?

Membatasi Rusia dari SWIFT akan langsung merusak ekonomi negara.

Dalam jangka panjang, dapat memotong Rusia dari peta transaksi keuangan internasional, termasuk keuntungan dari produksi minyak dan gas, yang merupakan 40% dari pendapatan Rusia.

Iran kehilangan akses ke SWIFT pada tahun 2012 sebagai bagian dari sanksi atas program nuklirnya, meskipun banyak bank negara itu terhubung kembali ke sistem pada tahun 2016.

Vacroux mengatakan kepada NPR bahwa ketika Iran dikeluarkan dari SWIFT, mereka kehilangan setengah dari pendapatan ekspor minyak mereka dan 30% dari perdagangan luar negeri mereka.

Apa kata Ukraina?

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah mendesak AS dan negara-negara lain untuk memutuskan Rusia dari sistem.

Dmytro Kuleba, menteri luar negeri Ukraina, mengunggah cuitan pada hari Kamis:

"Setiap orang yang sekarang meragukan apakah Rusia harus diblokir dari SWIFT harus memahami bahwa darah pria, wanita, dan anak-anak Ukraina yang tidak bersalah akan ada di tangan mereka juga."

Meski begitu, Biden mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis, bahwa langkah itu masih menjadi pilihan.

Tetapi dia menyebut bahwa langkah itu bukan sesuatu yang ingin diambil oleh seluruh Eropa saat ini.

Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengatakan kepada wartawan bahwa memutuskan Rusia dari sistem SWIFT tidak boleh menjadi bagian dari paket sanksi kedua Uni Eropa terhadap Rusia, menurut beberapa laporan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini