News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Suara Rentetan Tembakan Hingga Ledakan Picu Kepanikan Warga Kiev

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang wanita menangis saat dia duduk di luar sebuah bangunan yang rusak akibat pemboman di kota Kharkiv, Ukraina timur pada 24 Februari 2022, saat angkatan bersenjata Rusia melancarkan invasi militer ke Ukraina. - Presiden Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari, menewaskan puluhan orang dan memaksa ratusan orang melarikan diri demi nyawa mereka di negara tetangga yang pro-Barat itu. Serangan udara Rusia menghantam fasilitas militer di seluruh negeri dan pasukan darat bergerak dari utara, selatan dan timur, memicu kecaman dari para pemimpin Barat dan peringatan sanksi besar-besaran. (Photo by Aris Messinis / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, KIEV – Hari ketiga invasi Rusia ke Ukraina terpantau semakin meluas, bahkan Sabtu (26/2/2022) dini hari tadi Rusia diketahui kembali menyerang salah satu pembangkit listrik milik Ukraina tepatnya di distrik Troieshchyna, Kiev.

Menurut informasi yang beredar serangan tersebut dilakukan di dekat pembangkit listrik Ukraina dengan tujuan agar aliran listrik di area tersebut terputus. Mendengar suara bom dan tembakan membuat seluruh penduduk kota Kiev panik hingga mereka melakukan migrasi massal.

"Kemarin saya terbangun dari suara ledakan, saya melihat kilatan api. Itu menakutkan," ujar Ksenia warga Kiev.

Baca juga: Kiev Diserbu, Presiden Ukraina Bantah Kabur, Ucap Perpisahan Usai Sebut Dirinya Target Utama Rusia

Melansir dari BBC akibat aksi penyerangan tersebut, menewaskan lebih dari 1.000 tentara Ukraina, bahkan hingga membuat ribuan warga Kiev nekat bermigrasi keluar wilayah konflik meski adanya keterbatasan akses.

“Itu adalah rudal. Sepuluh atau 12 suara yang sangat besar. Tentu saja, orang merasa panik dan mulai membeli kebutuhan. Beberapa telah memutuskan untuk meninggalkan Kiev dan kami mengalami kemacetan lalu lintas sepanjang 30 km," jelas penduduk Kiev lainnya, Maykl.

Baca juga: Pertempuran Sengit Mulai Terjadi di Jalanan Kiev, Warga Ukraina Didesak Cari Perlindungan

Sebagian warga yang bermigrasi tersebut lari ke ibu kota dari wilayah Donetsk Ukraina, wilayah tersebut dianggap aman lantaran berada jauh dari ibu kota Kiev. Tak hanya itu bahkan sebagian nekat pindah ke beberapa negara tetangga seperti Polandia, Rumania, Hungaria dan Slovakia.

Suara sirene serangan udara yang terus meraung di atas kota Kiev juga membuat sebagian besar warga yang masih terjebak di dalam kota, memutuskan untuk berlindung di stasiun kereta bawah tanah.

Petugas pemadam kebakaran bekerja di sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak di Koshytsa Street, pinggiran ibukota Ukraina Kyiv, di mana sebuah peluru militer diduga ditembakkan, pada 25 Februari 2022. - Pasukan Rusia yang menyerang menekan jauh ke Ukraina saat pertempuran mematikan mencapai pinggiran Kyiv, dengan Ledakan terdengar di ibu kota pada Jumat pagi yang digambarkan oleh pemerintah yang terkepung sebagai "serangan roket yang mengerikan". Ledakan di Kyiv memicu hari kedua kekerasan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menentang peringatan Barat untuk melancarkan invasi darat skala penuh dan serangan udara yang dengan cepat merenggut puluhan nyawa dan menelantarkan sedikitnya 100.000 orang. (Photo by GENYA SAVILOV / AFP) (AFP/GENYA SAVILOV)

Tercatat hampir ribuan penduduk Kiev dikabarkan mengungsi dalam stasiun metro untuk berlindung dari serangan bom serta roket yang dilayangkan Rusia. Tak hanya warga Kiev saja bahkan penduduk wilayah Kharkov juga turut memadati stasiun bawah tanah tersebut.

Menyusul adanya krisis kebutuhan pokok yang makin mengancam kehidupan masyarakat Ukraina, pemerintah Ukraina berjanji akan menjamin pasokan kebutuhan pokok dan makanan para warganya yang sedang mengungsi. Pihaknya juga mengimbau agar warganya tak meninggalkan stasiun bawah tanah dalam masa berbahaya ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini