Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, KIEV – Hari ketiga invasi Rusia ke Ukraina terpantau semakin meluas, bahkan Sabtu (26/2/2022) dini hari tadi Rusia diketahui kembali menyerang salah satu pembangkit listrik milik Ukraina tepatnya di distrik Troieshchyna, Kiev.
Menurut informasi yang beredar serangan tersebut dilakukan di dekat pembangkit listrik Ukraina dengan tujuan agar aliran listrik di area tersebut terputus. Mendengar suara bom dan tembakan membuat seluruh penduduk kota Kiev panik hingga mereka melakukan migrasi massal.
"Kemarin saya terbangun dari suara ledakan, saya melihat kilatan api. Itu menakutkan," ujar Ksenia warga Kiev.
Baca juga: Kiev Diserbu, Presiden Ukraina Bantah Kabur, Ucap Perpisahan Usai Sebut Dirinya Target Utama Rusia
Melansir dari BBC akibat aksi penyerangan tersebut, menewaskan lebih dari 1.000 tentara Ukraina, bahkan hingga membuat ribuan warga Kiev nekat bermigrasi keluar wilayah konflik meski adanya keterbatasan akses.
“Itu adalah rudal. Sepuluh atau 12 suara yang sangat besar. Tentu saja, orang merasa panik dan mulai membeli kebutuhan. Beberapa telah memutuskan untuk meninggalkan Kiev dan kami mengalami kemacetan lalu lintas sepanjang 30 km," jelas penduduk Kiev lainnya, Maykl.
Baca juga: Pertempuran Sengit Mulai Terjadi di Jalanan Kiev, Warga Ukraina Didesak Cari Perlindungan
Sebagian warga yang bermigrasi tersebut lari ke ibu kota dari wilayah Donetsk Ukraina, wilayah tersebut dianggap aman lantaran berada jauh dari ibu kota Kiev. Tak hanya itu bahkan sebagian nekat pindah ke beberapa negara tetangga seperti Polandia, Rumania, Hungaria dan Slovakia.
Suara sirene serangan udara yang terus meraung di atas kota Kiev juga membuat sebagian besar warga yang masih terjebak di dalam kota, memutuskan untuk berlindung di stasiun kereta bawah tanah.
Tercatat hampir ribuan penduduk Kiev dikabarkan mengungsi dalam stasiun metro untuk berlindung dari serangan bom serta roket yang dilayangkan Rusia. Tak hanya warga Kiev saja bahkan penduduk wilayah Kharkov juga turut memadati stasiun bawah tanah tersebut.
Menyusul adanya krisis kebutuhan pokok yang makin mengancam kehidupan masyarakat Ukraina, pemerintah Ukraina berjanji akan menjamin pasokan kebutuhan pokok dan makanan para warganya yang sedang mengungsi. Pihaknya juga mengimbau agar warganya tak meninggalkan stasiun bawah tanah dalam masa berbahaya ini.