News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Alotnya Negosiasi Israel-Hizbullah Lebanon, Netanyahu Tak Mau Prancis Ikut Campur

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa (15/10/2024), untuk segera menghentikan serangan di Lebanon.

TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Channel 12 menerbitkan poin-poin perselisihan yang tersisa antara Israel dan Hizbullah di Lebanon untuk mencapai gencatan senjata di perbatasan mereka.

Salah satu isu kontroversial adalah desakan Israel agar Prancis tidak menjadi bagian dari perjanjian tersebut atau menjadi anggota komite internasional yang akan memantau implementasi perjanjian tersebut.

“Hal ini disebabkan oleh permusuhan yang nyata terhadap Israel dalam beberapa bulan terakhir di bawah pemerintahan Presiden Emmanuel Macron,” lapor Channel 12, Jumat (22/11/2024).

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron, berulang kali menyerukan embargo senjata terhadap Israel, menggambarkannya sebagai jalan untuk mengakhiri perang, yang memicu krisis diplomatik.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan Emmanuel Macron bertindak memalukan karena menyerukan embargo senjata ke Israel.

Selain itu, perselisihan lainnya termasuk sengketa tanah di 13 titik sepanjang perbatasan antara Israel dan Lebanon.

Adapun 13 titik sengketa tanah itu berada di sepanjang Garis Biru antara Lebanon dan wilayah yang diduduki Israel pada tahun 1948, mulai dari titik B1 di wilayah Naqoura, melewati beberapa titik lain di dekat pemukiman Shlomi, Hanita, Shomra, Avivim, Yiftah, Kiryat Shmona dan lainnya selain konflik desa Ghajar dan Peternakan Shebaa.

Laporan Channel 12 menyebut Israel menghindari pembicaraan mengenai sengketa tanah tersebut.

"Israel menuntut formula dalam perjanjian yang memungkinkannya memilih untuk tidak melakukan negosiasi mengenai poin-poin yang disengketakan secara sepihak," lapor surat kabar itu.

“Lebanon setuju bahwa Amerika Serikat (AS) akan mengeluarkan pesan yang mendukung kebebasan bertindak Israel di Lebanon untuk melawan ancaman yang akan terjadi, namun mengenai masalah transfer senjata di Lebanon belum disepakati," lanjutnya.

Sementara itu seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada Channel 12, "Sebagian besar rincian telah disepakati, namun yang masih terbuka adalah masalah yang sangat sensitif yang dapat menggagalkan perjanjian.” 

Baca juga: Naim Qassem Pilih Bungkam soal Isi Negosiasi Hizbullah-Israel: Semua Tergantung Kondisi di Lapangan

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.

Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Selain di Jalur Gaza, Israel memperluas serangannya ke Lebanon selatan sejak Senin (23/9/2024) dengan dalih menargetkan Hizbullah.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini