TRIBUNNEWS.COM - Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan pada Jumat (3/1/2025) malam untuk membahas serangan Israel terhadap fasilitas kesehatan di Jalur Gaza.
Pertemuan tersebut diadakan atas undangan Algeria, yang menjabat sebagai presiden Dewan Keamanan PBB pada Januari 2025.
Dewan Keamanan PBB mendengarkan kesaksian dari Komisaris Hak Asasi Manusia PBB, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia di Tepi Barat dan Gaza, dan Dr. Tania Haj Hassan, seorang dokter di Masyarakat Bantuan Medis Palestina.
Komisaris Tinggi PBB: Bencana HAM Terus Berlanjut di Gaza
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM), Volker Türk, mengatakan bencana hak asasi manusia terus berlanjut di Gaza di hadapan mata dunia.
"Bencana hak asasi manusia terus berlanjut di Gaza di depan mata dunia," kata Volker Türk dalam rapat Dewan Keamanan PBB, Jumat (3/1/2025).
"Metode peperangan Israel telah menyebabkan kematian puluhan ribu orang dan meluasnya pengungsian dan kehancuran, meningkatkan kekhawatiran besar mengenai kepatuhan terhadap hukum internasional," lanjutnya.
Volker Türk merujuk pada laporan terbaru yang dikeluarkan oleh kantornya yang mencakup periode dari 7 Oktober 2023 hingga 30 Juni 2024, yang mendokumentasikan pola serangan terhadap rumah sakit.
Pola serangan tersebut dimulai dengan serangan udara Israel, diikuti serangan oleh pasukan darat dan penahanan beberapa pasien dan karyawan, membuat rumah sakit tidak terlindungi.
Laporan itu juga menunjukkan beberapa karyawan dan pasien terpaksa meninggalkan rumah sakit, sementara Israel menahan orang-orang, termasuk direktur umum rumah sakit.
"Kegagalan untuk menghormati prinsip-prinsip ini merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional."
"Sengaja melancarkan serangan terhadap rumah sakit dan tempat perawatan orang sakit dan terluka, mengingat rumah sakit tersebut bukan sasaran militer, merupakan kejahatan perang," katanya.
Baca juga: Tentara Israel Serbu Rumah Sakit Indonesia di Gaza Paksa Evakuasi, Incar Benteng Medis Terakhir
WHO: Hanya 16 dari 36 Rumah Sakit di Gaza yang Beroperasi Sebagian
Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia di wilayah pendudukan Palestina, Rick Pepperkorn, mengatakan sekitar 7 persen populasi Jalur Gaza telah terbunuh atau terluka sejak Oktober 2023.
Lebih dari 25 persen dari populasi Jalur Gaza, tercatat menderita luka parah sehingga perlu upaya intensif untuk perawatan dan bantuan teknologi medis seumur hidup.
"Rumah sakit, berulang kali, menjadi medan perang, membuat mereka tidak dapat memberikan layanan dan perawatan untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang terluka," kata Rick Pepperkorn.