Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengumumkan Jepang setuju dan akan bergabung dengan langkah-langkah untuk mengecualikan bank-bank Rusia tertentu dari sistem pembayaran perbankan dunia "SWIFT".
Apa itu "SWIFT"?
Apakah ada pengaruhnya terhadap ekonomi Jepang?
Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) atau Asosiasi Komunikasi Perbankan Internasional adalah organisasi yang mengoperasikan jaringan informasi yang diperlukan untuk transaksi antar lembaga keuangan di seluruh dunia, dan bermarkas di Belgia.
Dengan lebih dari 11.000 lembaga keuangan dunia dari lebih 200 negara dan wilayah yang berpartisipasi, ini adalah organisasi swasta yang sangat diperlukan untuk pertukaran atau transfer uang internasional.
Jika SWIFT menjadi tidak tersedia, akan sulit untuk menyelesaikan perdagangan dan pengiriman uang.
Baca juga: Pemerintah AS dan Uni Eropa akan Hapus Bank Rusia dari Jaringan SWIFT
Dengan demikian apabila telah mengecualikan lembaga keuangan yang terkena sanksi ekonomi dari SWIFT atas permintaan pemerintah masing-masing negara, maka sulit uang masuk ke negara tersebut.
Lembaga keuangan Korea Utara juga dikecualikan dari Swift pada tahun 2017.
Tujuan mengecualikan Rusia
Tujuan negara-negara Barat untuk mengecualikan bank-bank Rusia adalah untuk mempersulit penyelesaian perdagangan dan merugikan ekonomi Rusia.
Juga, jika bank dikecualikan dari SWIFT, mata uang Rusia, rubel, tidak dapat dengan mudah dikonversi ke dolar, dan kepercayaan pada rubel akan hilang dan nilainya akan berkurang (jatuh).
Iran dikeluarkan dari SWIFT pada tahun 2012 dan 2018, dan ekonomi Iran rusak parah.
Ada kekhawatiran bahwa mengecualikan Rusia dari SWIFT akan berdampak pada masing-masing negara.