News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Media Milik Pemerintah Rusia Menghadapi Masalah Baru di Eropa

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivis memprotes invasi Rusia ke Ukraina dan memegang tanda bertuliskan Blokir Rusia Dari SWIFT selama demonstrasi di Lafayette Square, di seberang Gedung Putih, di Washington, DC pada 25 Februari 2022

Sebelumnya, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan pada hari Minggu lalu bahwa RT dan Sputnik, dua organisasi berita negara Rusia yang juga dijalankan oleh Simonyan, akan dilarang di Uni Eropa (UE).

Sementara Simonyan dikenai sanksi sebagai 'tokoh sentral' dari mesin propaganda Rusia.

Status Ruptly yang terdaftar di Jerman pun saat ini masih belum jelas.

Akses RT dan Sputnik di UE bahkan turut dibatasi oleh Meta Platforms.

"Meta Platforms, perusahaan induk Facebook, akan membatasi akses ke RT dan Sputnik pada platformnya di seluruh Uni Eropa," kata perusahaan itu.

BukanĀ  untuk ekspansi

Setidaknya 3 editor senior di agensi tersebut telah menyatakan resign pada Senin kemarin.

Hal ini disampaikan seorang anggota staf Ruptly yang meminta namanya untuk tidak disebutkan.

Salah satu petinggi yang hengkang adalah Kepala Perencanaan Katerina Alexandridi.

"Beberapa rekan kami akan pergi, untuk saat ini kami akan menjaga agar Ruptly berfungsi semaksimal mungkin, tetapi misalnya, shift malam untuk sementara tidak akan dikelola," kata Kepala Eksekutif Dinara Toktosunova.

Sebuah halaman profil 26 staf senior Ruptly pun telah dihapus dari situs web itu pada Senin kemarin, meskipun halaman tersebut disimpan di situs arsip.

Toktosunova mengatakan bahwa perusahaan memiliki uang untuk membayar staf hingga akhir tahun dan menawarkan untuk merelokasi mereka ke Rusia jika bisnis tersebut tidak mungkin berfungsi di Jerman.

"Semua orang sedang bingung atau telah mengundurkan diri, anda tidak bisa menjadi bagian dari hal seperti itu lalu tiba-tiba pergi ke kamp pengungsi dan berpura-pura anda (peduli)," kata anggota staf Ruptly.

LinkedIn mendaftarkan 125 orang di Jerman yang saat ini bernaung di bawah Ruptly pada Senin kemarin.

Kepergian sebagian staf tersebut merupakan pukulan terakhir bagi jaringan penyiaran internasional Rusia, yang baru-baru ini berencana untuk meluncurkan edisi baru RT berbahasa Jerman.

Lini baru ini disebut akan mempekerjakan sekitar 200 staf.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini