News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Delegasi Ukraina Tiba untuk Lanjutkan Negosiasi dengan Rusia di Belovezhskaya Pushcha

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Walikota pro-Rusia dari sebuah kota di Ukraina timur, Vlodymyr Struk, (foto) yang menyambut invasi Presiden Vladimir Putin 'ditembak mati' setelah diculik dari rumahnya.

TRIBUNNEWS.COM, BREST - Delegasi Ukraina telah tiba menggunakan helikopter ke lokasi pembicaraan dengan Rusia di Belovezhskaya Pushcha, Belarus.

Sebelumnya pada Kamis kemarin, Kepala delegasi Rusia, Vladimir Medinsky mengatakan bahwa pembicaraan akan diadakan di Wilayah Brest di Belarusia, seperti yang telah direncanakan.

Dikutip dari laman Taas, Jumat (4/3/2022), para delegasi kedua negara diharapkan memulai negosiasi pada pukul 15.00 waktu Rusia.

Perlu diketahui, pada 28 Februari lalu, putaran pertama pembicaraan antara Rusia dengan Ukraina berlangsung di wilayah Gomel Belarus selama lima jam.

Saat itu delegasi Rusia dipimpin oleh pembantu Presiden Vladimir Putin, yakni Vladimir Medinsky.

Ia mengatakan bahwa delegasi Rusia siap untuk berbicara dengan pihak Ukraina selama diperlukan untuk mencapai kesepakatan.

Sebelumnya, delegasi Rusia dan Ukraina telah menyelesaikan perundingan putaran kedua terkait konflik yang kian memanas antara negara bertetangga ini.

Kedua belah pihak memang gagal dalam mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata atau mengakhiri operasi khusus Rusia di Ukraina, namun membuat 'kemajuan dalam masalah kemanusiaan'.

Baca juga: Warga Jerman Sambut Ribuan Pengungsi dari Ukraina, Sediakan Makanan hingga Tempat Tinggal

Kepala delegasi Rusia, Vladimir Medinsky mengatakan negaranya dan Ukraina telah merundingkan format koridor kemanusiaan untuk keluarnya warga sipil Ukraina dari kota-kota.

Mereka juga membahas mengenai prospek gencatan senjata sementara untuk wilayah di sekitar koridor kemanusiaan.

"Kami berhasil menemukan sisi 'saling pengertian' untuk beberapa (masalah yang diangkat selama pembicaraan), namun masalah utama yang diselesaikan hari ini adalah penyelamatan orang-orang, warga sipil, yang berada di zona bentrokan militer," kata Medinsky.

Sementara itu, anggota lainnya dari delegasi Rusia untuk negosiasi, Leonid Slutsky menyampaikan bahwa pemahaman tentang masalah tersebut telah tercapai, namun militer kedua belah pihak belum menentukan rinciannya.

Ia kemudian menambahkan, militer akan segera merundingkan pembentukan koridor kemanusiaan.

Kantor Sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan bahwa PBB juga akan membahas mekanisme koordinasi bantuan kemanusiaan ke Ukraina.

Di sisi lain, perwakilan Ukraina dalam negosiasi dengan Rusia, Mikhail Podolyak pun membenarkan bahwa kedua belah pihak mencapai kesepahaman tentang masalah pembentukan koridor kemanusiaan.

Podolyak menjelaskan bahwa koridor kemanusiaan ini akan digunakan untuk mengevakuasi warga sipil dan mengirim obat-obatan serta makanan ke daerah-daerah yang paling terkena dampak pertempuran.

Putaran baru negosiasi

Perwakilan Rusia dan Ukraina bertemu untuk putaran kedua negosiasi pada 3 Maret kemarin.

"Kedua belah pihak membahas masalah militer, internasional dan kemanusiaan serta cara-cara penyelesaian politik untuk konflik tersebut," jelas Medinsky.

Namun para pihak yang tergabung dalam pembicaraan ini tidak berhasil mencapai kesepakatan apapun di luar masalah 'membangun koridor kemanusiaan'.

Kendati demikian, mereka sepakat untuk bertemu dan melakukan negosiasi pada putaran ketiga, yakni hari ini 

Rusia telah meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari lalu, dengan alasan perlunya demiliterisasi Ukraina dan memindahkan senjata berbahaya dari wilayah yang mengancam Rusia, serta untuk 'menghilangkan Nazi' di negara itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa negaranya tidak memiliki pilihan lain selain memulai operasi setelah Ukraina diklaim gagal menyelesaikan konflik Donbass secara damai, sesuai kesepakatan Minsk.

Putin juga mengutip, Ukraina mengancam Rusia dengan kembali ke statusnya sebagai negara nuklir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini