Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, GOMEL - Delegasi Rusia dan Ukraina baru-baru ini telah menyelesaikan perundingan putaran kedua terkait konflik yang kian memanas antara negara bertetangga ini.
Kedua belah pihak memang gagal dalam mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata atau mengakhiri operasi khusus Rusia di Ukraina, namun membuat 'kemajuan dalam masalah kemanusiaan'.
Kepala delegasi Rusia, Vladimir Medinsky mengatakan negaranya dan Ukraina telah merundingkan format koridor kemanusiaan untuk keluarnya warga sipil Ukraina dari kota-kota.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina: Presiden Zelenskyy Desak Putin untuk Berunding
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Merusak Mimpi China Atas Proyek Jalur Sutra di Eropa
Mereka juga membahas mengenai prospek gencatan senjata sementara untuk wilayah di sekitar koridor kemanusiaan.
"Kami berhasil menemukan sisi 'saling pengertian' untuk beberapa (masalah yang diangkat selama pembicaraan), namun masalah utama yang diselesaikan hari ini adalah penyelamatan orang-orang, warga sipil, yang berada di zona bentrokan militer," kata Medinsky.
Sementara itu, anggota lainnya dari delegasi Rusia untuk negosiasi, Leonid Slutsky menyampaikan bahwa pemahaman tentang masalah tersebut telah tercapai, namun militer kedua belah pihak belum menentukan rinciannya.
Ia kemudian menambahkan, militer akan segera merundingkan pembentukan koridor kemanusiaan.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (4/3/2022), Kantor Sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan bahwa PBB juga akan membahas mekanisme koordinasi bantuan kemanusiaan ke Ukraina.
Di sisi lain, perwakilan Ukraina dalam negosiasi dengan Rusia, Mikhail Podolyak pun membenarkan bahwa kedua belah pihak mencapai kesepahaman tentang masalah pembentukan koridor kemanusiaan.
Podolyak menjelaskan bahwa koridor kemanusiaan ini akan digunakan untuk mengevakuasi warga sipil dan mengirim obat-obatan serta makanan ke daerah-daerah yang paling terkena dampak pertempuran.
Putaran baru negosiasi
Perwakilan Rusia dan Ukraina bertemu untuk putaran kedua negosiasi pada 3 Maret kemarin.
"Kedua belah pihak membahas masalah militer, internasional dan kemanusiaan serta cara-cara penyelesaian politik untuk konflik tersebut," jelas Medinsky.
Namun para pihak yang tergabung dalam pembicaraan ini tidak berhasil mencapai kesepakatan apapun di luar masalah 'membangun koridor kemanusiaan'.
Kendati demikian, mereka sepakat untuk bertemu dan melakukan negosiasi pada putaran ketiga dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Rusia telah meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari lalu, dengan alasan perlunya demiliterisasi Ukraina dan memindahkan senjata berbahaya dari wilayah yang mengancam Rusia, serta untuk 'menghilangkan Nazi' di negara itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa negaranya tidak memiliki pilihan lain selain memulai operasi setelah Ukraina diklaim gagal menyelesaikan konflik Donbass secara damai, sesuai kesepakatan Minsk.
Putin juga mengutip, Ukraina mengancam Rusia dengan kembali ke statusnya sebagai negara nuklir.