TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Rusia melalui Kementerian Pertahanan menyalahkan penyerangan terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina adalah ulah tukang sabotase dari Ukraina.
Dikutip dari Reuters, menurut perwakilan dari Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov menyatakan PLTN tersebut beroperasi secara normal dan telah di bawah kendali pihak Rusia sejak 28 Februari 2022 lalu.
“Namun, tadi malam di sekitar wilayah dekat PLTN tersebut, penyerangan dilakukan oleh rezim nasionlais dari Kiev untuk menyulut provokasi,” jelas Igor.
“Pada Jumat (4/3/2022) sekitar pukul 2 pagi waktu setempat, selama patroli yang dilakukan penjaga, mobil patroli miliki Garda Nasional diserang oleh kelompok penyabotase dari Ukraina.” imbuhnya.
Igor juga mengatakan pihak penjaga melakukan perlawanan dengan memberikan beberapa tembakan.
Baca juga: Profil Alisher Usmanov, Oligarki Rusia yang Dikenai Sanksi oleh AS, Sekutu Dekat Vladimir Putin
Baca juga: Amerika Serikat Umumkan Sanksi Baru untuk Rusia, Sasar Putin hingga Orang Terkaya Rusia
“Untuk meredakan provokasi, tembakan dilepaskan oleh personil dari Garda Nasional Rusia dari jendela di beberapa lantai dari kompleks pelatihan yang berada di luar PLTN," jelasnya.
Ia juga mengatakan anggota patroli Rusia melanjutkan tembakan dan kelompok penyabotase tersebut meninggalkan kompleks pelatihan dan membalas tembakan agar dapat kabur.
Sebelumnya, Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah menyerang PLTN Zaporizhzhia pada Jumat dini hari, yang mana menyebabkan terbakarnya lima loteng dari fasilitas pelatihan terbakar.
Insiden ini pun menimbulkan kecaman kepada pihak Rusia.
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, PLTN Zaporizhzhia berhasil direbut oleh pasukan Rusia.
Perebutan yang dilakukan oleh pasukan Rusia menyebabkan kebakaran di sebuah bangunan kompleks PLTN.
Pada sebuah rekaman, menunjukkan satu bangunan terbakar, dan serentetan peluru masuk.
Sebelumnya, bola lilin besar menerangi langit, meledak di samping tempat parkir dan membuat asap mengepul ke seluruh kompleks.
Lalu, layanan darurat Ukraina mengatakan dalam pernyataan di Facebook, api di gedung pelatihan PLTN Zaporizhzhia di Energodar padam pada waktu setempat.
“Tidak ada korban,” ujarnya.
Pihak berwenang Ukraina juga mengatakan kebakaran di lokasi itu tidak memengaruhi peralatan penting personel mengambil tindakan mitigasi.
Baca juga: 4 Fakta Serangan Rusia di PLTN Zaporizhzhia, Potensi Bahaya Radiasi hingga Kecaman Pemimpin Dunia
Mereka juga mengatakan tidak ada laporan perubahan tingkat radiasi di PLTN.
Lantas pada hari Jumat, pihak berwenang setempat mengatakan pasukan militer Rusia telah merebut pembangkit listrik tersebut.
Sementara personel operasional memantau kondisi unit listrik.
Penyerangan ini pun mendapat kecaman dari berbagai pihak.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan itu sebagai teror nuklir dan mengatakan dapat membahayakan negara di Eropa serta mengulangi bencana PLTN Chernobyl pada tahun 1986.
“Jika ada ledakan, itu adalah akhir dari segalanya. Akhir dari Eropa,” kata Zelenskyy.
Sementara Perdana Menteri Inggris, Boris Jonson menyatakan serangan sembrono itu bisa secara langsung mengecam keselamatan seluruh Eropa.
Baca juga: Jenderal Top Rusia Andrei Sukhovetsky Tewas Ditembak Sniper Tentara Ukraina
Kecaman juga dilontarkan oleh Presiden AS, Joe Biden dan mendesak Moskow untuk menghentikan kegiatan militernya di sekitar lokasi tersebut.
Lalu Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan serangan mengerikan dari Rusia harus segera dihentikan.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Inza Maliana/Tiara Shelavie)
Artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina