Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Gelombang pengungsi berikutnya yang melarikan diri dari Ukraina kemungkinan akan lebih rentan terhadap penyakit dan kesulitan ekonomi, dibandingkan satu juta orang yang sebelumnya telah pergi.
Pernyataan ini disampaikan seorang Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa, Hans Kluge.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Jumat (4/3/2022), ia mengatakan bahwa 'bencana kemanusiaan' akan memburuk saat pasukan Rusia mengepung dan membombardir kota-kota besar di negara itu.
Baca juga: Mobilisasi Pasukan Rusia Dikabarkan Sudah Dekati Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Baca juga: Eksodus Terus Berlangsung, Satu Juta Pengungsi Telah Tinggalkan Ukraina
"Jika konflik militer meningkat, itu berarti kita akan melihat semakin banyak orang yang sangat rentan, datang hanya dengan pakaian di tubuh mereka," kata Kluge.
Ia pun membahas mengenai potensi ini saat berada di sebuah gudang di Warsawa, Polandia, di mana WHO tengah mengkoordinasikan pengiriman 36 ton bantuan medis ke Ukraina.
Sebelumnya, sebanyak lebih dari satu juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina sejak Rusia menginvasi negara itu.
Pernyataan ini disampaikan Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Pengungsi, Filippo Grandi dalam cuitannya di Twitter.
"Hanya dalam tujuh hari, kami telah menyaksikan eksodus satu juta pengungsi dari Ukraina ke negara-negara tetangga," kata Grandi.
Melihat lonjakan pengungsi ini, ia pun mengimbau kepada Rusia untuk menghentikan serangannya ke Ukraina.
Sehingga bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Ukraina dan membantu warga yang masih terjebak di negara itu.
"Bagi jutaan orang lainnya, di dalam Ukraina, sudah waktunya bagi senjata untuk diam, sehingga bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa dapat diberikan," tegas Grandi.
Badan pengungsi PBB (UNHCR) pun turut menyampaikan bahwa sebelum angka pengungsi mencapai 1 juta, ada lebih dari 660.000 orang yang telah terlebih dahulu meninggalkan Ukraina.
"Lebih dari 660.000 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga sejak Rusia menginvasi," kata UNHCR.
Juru bicara UNHCR Shabia Mantoo mengatakan dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss bahwa ada laporan tentang orang-orang yang menunggu hingga 60 jam untuk bisa memasuki Polandia.
Sementara antrean di perbatasan Rumania mencapai 20 km atau 12 mil.