TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Rusia akan menyelesaikan demiliterisasi Ukraina.
"Kami benar-benar menyelesaikan demiliterisasi Ukraina, kami akan menyelesaikannya. Namun yang utama adalah Ukraina menghentikan aktivitas militernya. Mereka harus menghentikan aksi militer mereka danĀ tidak ada yang akan menembak," kata Peskov.
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (8/3/2022), Peskov menekankan bahwa Rusia tidak berusaha untuk membuat klaim teritorial lebih lanjut di Ukraina.
"Mereka harus membuat amandemen konstitusi mereka, Ukraina harus menolak setiap tujuan untuk memasuki blok manapun. Kami juga telah berbicara tentang bagaimana mereka harus mengakui bahwa Krimea adalah wilayah Rusia dan bahwa mereka perlu mengakui Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) adalah negara merdeka, itu saja, maka (demiliterisasi) itu akan berhenti sebentar lagi," tegas Peskov.
Perlu diketahui, pada 24 Februari lalu, Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina setelah DPR dan LPR meminta bantuan untuk membela diri melawan pasukan Ukraina.
Baca juga: Rusia Serang Pabrik Roti di Makariv Ukraina, 13 Orang Tewas
Presiden Rusia Vladimir Putin pun menyebut tujuannya hanya untuk memberi 'perlindungan bagi orang-orang yang telah menjadi sasaran intimidasi dan genosida selama 8 tahun oleh rezim Ukraina'.
Oleh karena itu, ia melakukan 'demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina', yang ia klaim untuk mengadili semua penjahat perang yang bertanggung jawab atas 'kejahatan berdarah terhadap warga sipil' di Donbass.
Sebelumnya pada 21 Februari lalu, setelah pertemuan besar luar biasa Dewan Keamanan (DK) Federasi Rusia, Putin berbicara kepada warga Rusia dan mengatakan bahwa ia menganggap perlu membuat keputusan untuk segera mengakui kedaulatan DPR dan LPR.