TRIBUNNEWS.COM - Kandidat presiden dari partai yang berkuasa Korea Selatan Lee Jae-myung (57) menyebut dirinya sebagai orang yang "tidak dapat dipatahkan".
Ia telah mengatasi berbagai rintangan sejak dengan masa kecilnya yang miskin.
Kini ia ingin membuktikannya lagi dalam pemilihan presiden 9 Maret 2022.
Dilansir The Korea Herald, Lee Jae-myung dikenal sebagai administrator publik yang agresif.
Mantan walikota Seongnam dan gubernur Gyeonggi ini menekankan bahwa dialah yang dapat mengatasi krisis Covid-19, mendorong pertumbuhan ekonomi yang adil, dan membawa persatuan nasional.
Dalam bahasa Korea modern, Lee adalah "sendok kotor" -- sebagai lawan dari "sendok emas" -- yang terlahir miskin dan hanya memiliki sedikit harapan untuk mobilitas sosial.
Baca juga: Jelang Pilpres Korea Selatan, Pemimpin Partai yang Berkuasa Diserang saat Kampanye, Dilarikan ke RS
Kehidupan Awal
Lee lahir pada tahun 1964 dalam kemiskinan yang parah di tenggara kota Andong.
Ia anak ketujuh dari sembilan bersaudara.
Ia harus berjalan 5 kilometer untuk pergi ke sekolah dasar tetapi sering bolos kelas untuk membantu pekerjaan keluarganya.
Di usia 12 tahun, keluarganya pindah ke Seongnam, Provinsi Gyeonggi.
Di sana, Lee bekerja di berbagai macam pabrik, yang berakibat rusaknya indra penciumannya.
Tanpa uang untuk berobat, Lee tumbuh dengan lengan kiri yang bengkok, membuatnya menjadi orang yang cacat fisik.
Berjuang dari kondisi kerja yang keras, Lee mulai belajar meskipun ia tidak dapat pergi ke sekolah pada siang hari.