TRIBUNNEWS.COM - Foto-foto satelit terbaru memperlihatkan konvoi besar-besaran militer Rusia menuju Ibu Kota Ukraina Kyiv telah berpencar.
Pasukan menyebar ke kota-kota dan hutan-hutan dekat Kyiv, dengan artileri diangkat dalam posisi siap menembak.
Perkembangan ini terjadi di tengah upaya internasional melumpuhkan Rusia dengan sejumlah sanksi.
Serangan pasukan Putin pada Rabu (9/3/2022) di rumah sakit bersalin di Kota Mariupol dikecam dan disebut sebagai kejahatan perang.
Menyusul hal ini, AS dan sekutunya pada Jumat (11/3/2022) akan mengumumkan pencabutan status 'negara paling disukai' bagi perdagangan Rusia.
Baca juga: Amazon Bersama Google dan Microsoft Tangguhkan Layanan Cloud di Rusia
Baca juga: Rekaman Drone Tunjukkan Penyergapan Ukraina terhadap Tank Rusia
Menurut laporan AP News pada Jumat (11/3/2022), citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan bahwa konvoi kendaraan, tank, dan artileri sepanjang 64 km telah pecah dan berpencar.
Unit lapis baja terlihat di kota-kota dekat Bandara Antonov di utara kota.
Beberapa kendaraan berpindah ke hutan dengan howitzer yang ditarik di dekatnya dalam posisi untuk melepaskan tembakan.
Konvoi ini berkumpul di area luar Kyiv sejak awal pekan lalu dan sempat dilaporkan terhenti karena masalah logistik.
Para pejabat AS mengatakan pasukan Ukraina juga menargetkan konvoi dengan rudal anti-tank.
Terbaru, seorang pejabat pertahanan AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan pasukan Rusia yang bergerak menuju Kyiv telah maju sekitar 5 km dalam 24 jam terakhir, dengan beberapa elemen sedekat 15 km dari kota.
Pejabat itu tidak memberikan indikasi bahwa konvoi telah bubar atau mengubah posisinya secara signifikan.
Ia mengatakan, beberapa kendaraan terlihat bergerak keluar dari jalan menuju garis pohon dalam beberapa hari terakhir.
Rusia Kepung Mariupol
Di kota pelabuhan Mariupol, warga sipil terperangkap di dalam kota untuk mencari makanan dan bahan bakar.
Lebih dari 1.300 orang tewas dalam pengepungan 10 hari di kota yang dingin itu, kata Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk.
Penduduk tidak memiliki pemanas, layanan telepon, dan banyak yang tidak memiliki listrik.
Suhu malam hari secara teratur di bawah titik beku dan suhu siang hari biasanya berada tepat di atasnya.
Jenazah korban invasi ini dimakamkan di kuburan massal.
Jalanan dipenuhi mobil-mobil yang terbakar, pecahan kaca, dan pohon yang tumbang.
"Mereka memiliki perintah yang jelas untuk menyandera Mariupol, untuk mengejeknya, untuk terus-menerus mengebom dan membomnya," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Dia mengatakan Rusia memulai serangan tank tepat di tempat yang seharusnya menjadi koridor kemanusiaan.
Jumlah pengungsi yang melarikan diri dari negara itu mencapai 2,3 juta, dan sekitar 100.000 orang telah dievakuasi selama dua hari terakhir dari tujuh kota di bawah blokade Rusia di utara dan tengah negara itu, termasuk pinggiran kota Kyiv.
Baca juga: Putin Tantang Negara Barat, Sanksi Ekonomi ke Rusia Justru Akibatkan Krisis di Uni Eropa
Baca juga: Di Mariupol, Pasukan Rusia Lakukan Penembakan Setiap 30 Menit, Anak-anak dan Wanita Jadi Korban
Zelenskyy mengatakan kepada para pemimpin Moskow bahwa invasi akan menjadi bumerang karena ekonomi Rusia dicekik.
Sanksi Barat telah memberikan pukulan keras, menyebabkan rubel jatuh, bisnis asing melarikan diri, dan harga naik tajam.
Namun Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut negaranya pernah dijatuhi sanksi serupa sebelumnya.
"Kami akan mengatasinya," kata Putin pada pertemuan pejabat pemerintah yang disiarkan televisi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)