TRIBUNNEWS.COM - Ukraina menyebut pasukan Rusia pada Sabtu (12/3/2022) telah membunuh tujuh warga sipil.
Korban dari serangan tersebut termasuk perempuan dan anak-anak yang mencoba melarikan diri dari pertempuran di dekat Kyiv.
Sementara Prancis mengatakan Presiden Rusia, Vladimir Putin telah menunjukkan bahwa dia tidak siap untuk berdamai, seperti dikutip dari CNA.
Dengan invasi Rusia di minggu ketiga, dinas intelijen Ukraina mengatakan tujuh, termasuk satu anak tewas saat mereka melarikan diri dari desa Peremoha dan bahwa "penjajah memaksa sisa-sisa pasukan untuk kembali".
Pejabat Ukraina kemudian mengatakan konvoi itu tidak melakukan perjalanan di sepanjang "koridor hijau" yang disepakati dengan Rusia ketika diserang pada hari Jumat, mengoreksi pernyataan mereka sebelumnya bahwa itu berada di rute yang ditentukan.
Baca juga: Rusia Akan Blokir Instagram Mulai 14 Maret 2022
Baca juga: Italia Sita Salah Satu Kapal Pesiar Terbesar di Dunia Milik Oligarki Rusia, Bernilai Rp9,9 Triliun
Rusia membantah menargetkan warga sipil sejak menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Moskow menyalahkan Ukraina atas upaya yang gagal untuk mengevakuasi warga sipil dari kota-kota yang dikepung, sebuah tuduhan yang ditolak keras oleh Ukraina dan sekutu Baratnya.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan Moskow mengirim pasukan baru setelah pasukan Ukraina membuat 31 kelompok taktis batalion Rusia tidak beraksi, yang menyebabkan kerugian tentara terbesar Rusia dalam beberapa dasawarsa.
"Kami masih harus bertahan. Kami masih harus berjuang," kata Zelensky dalam pidato video Sabtu malam, hari keduanya.
Dia mengatakan sebelumnya bahwa sekitar 1.300 tentara Ukraina telah tewas sejauh ini dan mendesak Barat untuk lebih terlibat dalam negosiasi damai.
Presiden menyarankan pasukan Rusia akan menghadapi pertarungan sampai mati jika mereka berusaha memasuki ibu kota.
"Jika mereka memutuskan untuk membom karpet (Kyiv), dan menghapus sejarah wilayah ini ... dan menghancurkan kita semua, maka mereka akan memasuki Kyiv."
"Jika itu tujuan mereka, biarkan mereka masuk, tetapi mereka harus hidup. di tanah ini sendiri," katanya.
Zelensky membahas perang dengan Kanselir Olaf Scholz dan Presiden Emmanuel Macron, dan para pemimpin Jerman dan Prancis kemudian berbicara dengan Putin melalui telepon dan mendesak pemimpin Rusia untuk memerintahkan gencatan senjata segera.