Singapura sejauh ini merupakan satu-satunya negara Asia Tenggara yang ikut menjatuhkan saksi kepada Rusia, bergabung dengan sejumlah negara Barat.
Diwartakan Tribunnews.com bersumber dari South China Morning Post, keputusan tersebut dikritik oleh Duta Besar Rusia untuk Singapura, Nikolay Kudashev.
"Kami percaya keputusan ini sebagai kesalahan, menjadi keputusan yang salah, yang bertentangan dengan pengembangan hubungan bilateral, bertentangan dengan penguatan kerja sama regional," kata Kudashev kepada dalam sebuah wawancara.
Menyoroti posisi Singapura, Kudashev menyarankan agar negara ini fokus pada isu-isu di kawasannya.
"Kami lebih memilih untuk berkonsentrasi pada isu-isu yang paling penting bagi kawasan daripada isu-isu atau topik yang relatif jauh dari agenda Asia," katanya.
Dilansir Straits Times , Menurut pemerintah Singapura sangat penting bagi negara itu untuk membela prinsip-prinsip yang menopang kedaulatan dan kemerdekaan politik pulau itu sendiri.
Negara ini telah memberlakukan kontrol ekspor pada barang-barang yang dapat menimbulkan kerugian di Ukraina.
Bank dalam negeri juga diimbau untuk tidak berurusan dengan entitas Rusia.
Dengan adanya sanksi ini, Singapura bergabung dengan negara-negara lain yang hubungan politik dengan Rusia di bawah status 'pemantauan khusus'.
Dia juga mengatakan kesepakatan ekonomi hanya akan diizinkan di bawah "pengawasan yang sangat ketat" oleh pemerintah.
(Tribunnews.com/Milani Resti/ Ika Nur Cahyani)