Ia juga mengatakan, tidak tersedianya gula di banyak toko-toko kebutuhan pokok.
Nilai mata uang Rusia telah anjlok hingga 20 persen dalam waktu tiga minggu sehingga memaksa para retailer untuk menaikan harga.
Baca juga: Wali Kota Melitopol yang Diculik Telah Bebas, Ucap Terima Kasih ke Zelensky karena Tak Ditinggalkan
Salah satunya retailer yang menaikan adalah perusahaan barang konsumsi, Procter & Gamble atau P&G.
Rata-rata kenaikan harga barang yang dijualnya adalah 40 persen dari harga sebelumnya.
Hal ini disebabkan naiknya biaya logistik, material, dan turunnya mata uang rubel.
Produk kesehatan wanita yang diproduksinya pun juga mengalami kenaikan harga hingga 30 persen.
Di sisi lain, para retailer untuk kebutuhan pokok menaikkan harganya sebanyak lima persen alih-alih menaikkan biaya distribusinya.
2. Kelangkaan Obat-obatan
Kelangkaan ini dialami oleh seorang wanita yang tinggal di Saint Petersburg bernama Sasha.
Ia menyatakan terjadinya antrean di apotek akibat kenaikan dan kelangkaan obat-obatan.
Bahkan, kata Sasha, ada dua temannya yang mempertimbangkan untuk pergi ke Finlandia agar mendapatkan obat-obatan.
Namun ketika penjualan obat-obatan tidak menjadi subjek dari sanksi yang diberikan, harga yang ditawarkan pun diprediksi akan naik meski tidak sebanyak barang kebutuhan lain.
Kenaikan ini terjadi setelah mayoritas perusahaan pengiriman menghentikan operasinya di Rusia.
Media lokal Rusia melaporkan harga obat-obatan di provinsi Saratov mengalami kenaikan dari 2,3-6,7 persen.
Baca juga: Kakek Berusia 61 Tahun Jadi Korban Pengeroyokan 2 Pria di Kabupaten Kapuas