Sementara, kepala departemen pengawasan dan pelayanan kesehatan daerah di Roszdravnadzor, Andrey Baratov mengatakan dirinya tidak menyangka akan ada kenaikan signifikan terhadap harga obat-obatan.
Walaupun, kata Andrey, pihak berwenang mendengarkan komplain dari warga atas langkanya ketersediaan obat-obatan vital di apotek.
Ditambah, menurutnya, adapula keraguan terhadap kecocokan obat-obatan Rusia ketika menjadi pengganti dari obat-obatan dari luar negeri.
3. Naiknya Angka Pengangguran dan Biaya Pariwisata
Dikeluarkannyaa Rusia dari sistem pembayaran Internasional, SWIFT, mulai memberikan dampak ekonomi terhadap negara pimpinan Putin tersebut.
Selain itu keputusan perusahaan multinasional seperti Apple dan IKEA untuk angkat kaki dari Rusia juga berdampak kepada naiknya angka pengangguran.
Selain itu, berhentinya McDonald beroperasi di Rusia membuat sekitar 62.000 orang di 850 restoran harus menganggur.
Menurut Kommersant, Rusia akan mengalami kenaikan pengangguran yang tidak dapat dihindari sebesar tujuh persen hingga akhir tahun 2022.
Direktur National Rating Agency, Sergei Grishunin, juga memperkirakan adanya kenaikan kasus bank yang mengalami bangkrut pada tahun 2022.
Baca juga: Joe Biden Sebut Vladimir Putin Penjahat Perang, Rusia Bereaksi
Sergei memperkirakan kenaikannya mencapai dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Sementara sektor lain yang mengalami dampak adalah pariwisata.
Menurut laporan media lokal, sektor pariwisata akan mengalami kenaikan harga sebanyak 30 persen pada musim panas mendatang.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina