TRIBUNNEWS.COM - Seorang tentara Ukraina mengatakan pihaknya akan melakukan serangan balik terhadap roket yang diluncurkan Rusia ke Kyiv pada Senin pagi.
Pasukan Ukraina akan menggunakan roket yang sebenarnya adalah milik Rusia.
Wakil komandan salah satu Pasukan Teritorial Ukraina dan pensiunan pelaut dari Angkatan Laut Ukraina, Yuri Golovov, mengatakan pasukannya telah mengirim 24 rudal Uragan kepada angkatan bersenjata.
"Tadi malam kami mengirim 24 rudal Uragan kepada angkatan bersenjata Ukraina yang sedang dalam perjalanan ke sini untuk terbang di atas kota-kota kami," kata Golovov.
"Kami menangkap mereka secara utuh, memberikannya kepada Angkatan Bersenjata Ukraina pada malam hari dan sekarang tentara Ukraina telah menembakkan rudal ke arah mereka."
Baca juga: Pasukan Chechnya Dilaporkan Pulang setelah Kehilangan Ratusan Prajurit dalam Invasi Ukraina
Baca juga: Polandia dan Jerman Gelar Konser Amal Dukung Ukraina
Golovov memainkan peran kunci dalam menggunakan kembali peralatan militer yang ditinggalkan oleh tentara Rusia.
Dia memimpin tim yang bekerja di tempat barang rongsokan militer di lokasi yang dirahasiakan di Kyiv, memperbaiki dan mengecat ulang peralatan militer Rusia untuk digunakan oleh pasukan Ukraina.
"Semua yang kami ambil dari tentara Rusia, kami transfer ke angkatan bersenjata Ukraina," katanya.
Menurut pengamatan CNN saat mengunjungi tempat barang rongsokan, tampak pasukan Ukraina menelanjangi kendaraan pendukung artileri, yang digunakan untuk melihat target.
Bendera Ukraina telah dicat di atas simbol-simbol militer Rusia, dan unit Golovov sedang melepas peralatan komunikasi sebelum mengirimnya kembali ke garis depan.
"Kami akan menggunakannya untuk mengangkut yang terluka," katanya, seraya menambahkan bahwa itu akan memberikan kontribusi penting bagi upaya perang Ukraina.
"Ini adalah kendaraan lintas alam yang sangat tepat. Dapat mengatasi rawa atau salju apa pun."
Sebagian besar peralatan yang digunakan oleh militer Rusia mirip atau sama dengan yang digunakan oleh tentara Ukraina, jadi mereka terbiasa dengan operasinya.
"Itu berasal dari Uni Soviet, itu cukup bisa diandalkan," kata Golovov.