TRIBUNNEWS.COM - Korban kecelakaan pesawat China Eastern Airlines penerbangan MU5735 yang jatuh pada Senin (21/3/2022) masih belum ditemukan setelah hampir 20 jam pencarian.
Hingga Selasa siang, ribuan petugas pemadam kebakaran dan polisi masih terus melakukan pencarian.
Adapun, proses pencarian dilakukan di lokasi dengan medan yang cukup berat dan berhutan lebat di daerah Teng, dekat Kota Wuzhou, Guangxi Zhuang.
Dikutip dari SCMP, Wakil Perdana Menteri Liu He dan Anggota Dewan Negara Wang Yong ditugaskan untuk mengawasi upaya penyelamatan dan investigasi penyebab kecelakaan.
Sementara, Presiden Xi Jinping mengaku terkejut setelah mengetahui insiden kecelakaan pesawat Boeing 737-800 yang membawa 132 penumpang dan awak itu.
Kobaran api yang menghambat upaya penyelamatan berhasil dipadamkan pada Senin malam.
Namun, tidak adanya listrik di daerah pegunungan tersebut turut menghambat proses penyelamatan.
Baca juga: Pesawat China yang Jatuh di Guangxi Merupakan Penerbangan Domestik, Kemenlu Berharap tidak Ada WNI
Baca juga: Pesawat China Eastern Jatuh, Penduduk Setempat Tak Lihat Ada Jasad Korban, Pencarian Terus Dilakukan
Kotak hitam atau black box juga belum ditemukan di antara puing-puing pesawat.
Seperti diketahui, pesawat yang membawa 123 penumpang dan sembilan awak itu menghilang dalam perjalanan ke Guangzhou setelah lepas landas dari Kunming, di barat daya pada 13:10 waktu setempat.
Pesawat itu telah terbang di hampir 8.900 meter (29.200 kaki) sebelum melambat dan kehilangan ketinggian pada pukul 14.19.
Tiga menit kemudian, ketika ketinggiannya tercatat sekitar 1.300 meter, ia menghilang dari radar, menurut penyedia data penerbangan sipil China VariFlight.
Sementara, para kerabat korban dari pesawat ini terus berkumpul di Wuzhou.
Di antara penumpang, ada seorang pria berusia 28 tahun yang bepergian untuk berkumpul kembali dengan keluarganya.
Ada juga seorang wanita berusia 36 tahun yang akan bertemu tunangannya dan seorang bocah lelaki berusia 10 tahun dalam perjalanan ke pemakaman, menurut laporan media lokal.