News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Berencana Membuat Negara 'Tak Bersahabat' Membeli Gas Rusia dalam Rubel

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat selama konferensi pers setelah pertemuan dengan Presiden Prancis di Moskow, (7 Februari 2022). Upaya internasional untuk meredakan kebuntuan atas Ukraina diintensifkan dengan Presiden Prancis mengadakan pembicaraan di Moskow dan Kanselir Jerman di Washington untuk mengkoordinasikan kebijakan sebagai ketakutan akan invasi Rusia meningkat. (Thibault Camus/ POOL/ AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin berencana membuat negara-negara 'tidak bersahabat' membeli gas alamnya dalam mata uang Federasi Rusia, rubel.

Hal ini dingkapkan Putin dalam pertemuan pemerintah pada Rabu (23/3/2022).

Rencana ini, lapor Forbes, akan memperburuk krisis energi di Eropa. 

Putin menuntut Bank Sentral Rusia membuat solusi dalam waktu seminggu untuk menerima pembayaran gas dalam mata uang rubel.

Ia juga menugaskan perusahaan energi negara, Gazprom, untuk memodifikasi kontrak.

Baca juga: Sosok Yuri Kovalchuk, Penguasa Media, Teman Dekat Presiden Putin dan Orang Kedua De Facto Rusia

Baca juga: UPDATE 1 Bulan Invasi Rusia ke Ukraina, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi

Presiden Rusia Vladimir Putin menyapa penonton saat menghadiri konser yang menandai ulang tahun kedelapan pencaplokan Krimea oleh Rusia di stadion Luzhniki di Moskow. (18 Maret 2022). (Ramil SITDIKOV/POOL/AFP) *** Local Caption *** Vladimir Putin Menghadiri Perayaan 8 Tahun Rusia Merebut Krimea (AFP/RAMIL SITDIKOV)

Negara-negara yang menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina kini jadi sasaran balas dendam Putin.

Beberapa negara itu di antaranya, Amerika Serikat, negara anggota Uni Eropa, Inggris, dan Jepang.

Menurut catatan Direktorat Jenderal Energi UE, Rusia memasok sekitar 40% gas alam ke blok tersebut.

Pada Januari, sekitar 58% dari penjualan gas alam Gazprom dalam euro, 39% dalam dolar, dan 3% dalam sterling.

Seorang sumber dari pemerintah Polandia mengatakan kepada Reuters, bahwa memaksa pembelian gas dengan mata uang rubel merupakan pelanggaran kontrak.

Italia, salah satu pembeli gas alam terbesar Rusia, mengaku kemungkinan akan melanjutkan pembayaran dalam euro.

Sebelumnya, pemerintahan AS melarang semua impor minyak dan gas alam Rusia pada 8 Maret lalu sebagai sanksi atas invasi Ukraina.

Sementara itu, Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk melarang impor energi dari Rusia.

Namun muncul penolakan dari beberapa negara yang sangat bergantung pada Rusia, termasuk Jerman dan Hongaria.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini