News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kremlin Balas Komentar Gedung Putih: Presiden Rusia Dipilih oleh Rakyat Rusia, Bukan Biden

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov menegaskan bahwa bukan wewenang Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk memutuskan siapa yang harus berkuasa di Rusia.

"Itu bukan wewenang Biden untuk memutuskan. Presiden Rusia dipilih oleh rakyat Rusia," kata Peskov pada Sabtu kemarin, saat diminta untuk menanggapi kata-kata Biden di Warsawa, Polandia.

Dikutip dari laman TASS, Minggu (27/3/2022), sebelumnya pada hari itu, Biden yang berkunjung ke Polandia mengatakan dalam pidatonya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin 'tidak dapat terus berkuasa'.

Baca juga: Terus Lumpuhkan Perekonomian Rusia, AS Kini Mulai Bekukan Cadangan Emas Negara Putin

Baca juga: Dituduh Pengkhianat, Wali Kota Kreminna Ukraina Pendukung Rusia Diculik dari Rumahnya

Namun belakangan, Gedung Putih mengklarifikasi bahwa dalam pidato Biden tentang Ukraina, ia tidak menyerukan perubahan rezim di Rusia.

"Maksud Presiden (Biden) adalah bahwa Putin tidak dapat diizinkan untuk menjalankan kekuasaan atas tetangganya atau wilayah tetangganya itu. Ia tidak membahas kekuatan Putin di Rusia, atau perubahan rezim," kata seorang pejabat Gedung Putih.

Perlu diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi nasional negara itu pada 24 Februari lalu bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para Kepala Republik Donbass, ia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus.

Operasi ini dilakukan untuk melindungi orang-orang 'yang telah mengalami pelecehan dan genosida oleh rezim Ukraina selama 8 tahun'.

Kendati demikian, pemimpin Rusia itu menekankan bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.

Ia juga menekankan operasi tersebut ditujukan untuk 'denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina'.

Sementara itu, negara Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia karena melakukan invasi ke Ukraina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini