TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menyatakan kepada Kongres melalui sebuah surat, pemerintah berencana menghapus utang Ukraina senilai 4,65 miliar dolar Amerika atau setara Rp 73,94 triliun.
Utang Ukraina yang bakal dibatalkan ini adalah bagian dari paket bantuan tambahan sebesar 60 miliar dolar Amerika, yang disetujui bulan April kemarin.
Dikutip dari Bloomberg, rencana ini diartikan sebagai bentuk dukungan AS kepada Ukraina, sebelum Biden lengser dan digantikan oleh Donald Trump tahun depan.
Ide penghapusan utang ini pertama kali dilontarkan Donald Trump dalam kampanyenya.
"Membatalkan utang, dengan demikian membantu Ukraina untuk menang, adalah untuk kepentingan nasional Amerika Serikat dan mitra-mitra Uni Eropa, G7+, dan NATO,” papar surat Departemen Luar Negeri AS, yang dikirim ke Kongres, tertanggal 18 November 2024.
Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi pengiriman surat tersebut dan mengatakan, tindakan pemerintah konsisten dengan wewenang yang diberikan oleh Kongres dalam undang-undang.
Sebelum meninggalkan Gedung Putih, tampaknya Biden terus berusaha memberikan banyak dukungan buat Ukraina.
Sebut saja baru-baru ini, Biden setuju untuk mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh yang disediakan AS untuk menyerang target-target yang berada jauh di dalam wilayah Rusia.
Kemarin saja, Rabu (20/11/2025), pemerintah mengumumkan paket bantuan keamanan baru senilai US$275 juta, termasuk ranjau darat anti-personil.
Baca juga: Jenderal Zaluzhny Kepada Prajurit Ukraina: Melawan Rusia Harus Siap Untuk Mati
Dalam perkembangan lain yang dilaporkan The Guardian, Presiden UkrainaVolodymyr Zelenskyy mengatakan Ukraina bisa merebut kembali Krimea hanya melalui cara diplomatik.
"Kami tidak dapat menghabiskan puluhan, ribuan rakyat kami sehingga mereka binasa demi Krimea kembali. Kami memahami bahwa Krimea dapat dibawa kembali secara diplomatik," kata Zelensky kepada Fox News.
Rusia secara ilegal mencaplok Krimea pada tahun 2014.
"Saya telah menyebutkan bahwa kami siap untuk membawa kembali Krimea secara diplomatik," kata Zelenskyy.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)