TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin pemerintah militer atau junta Maynmar, Min Aung Hlaing berjanji akan mengintensifkan tindakan terhadap kelompok-kelompok milisi lokal yang memerangi pemerintahannya.
Angkatan bersenjata akan memusnahkan mereka yang menentang militer, kata Min Aung Hlaing dalam parade militer menandai Hari Angkatan Bersenjata Myanmar, Minggu (27/3/2022).
Berbicara kepada ribuan personel militer di ibu kota Naypyitaw, Min Aung Hlaing juga mengatakan dia tidak akan bernegosiasi dengan kelompok teroris dan pendukung mereka.
Junta telah mendeklarasikan organisasi perlawanan besar, terlepas dari apakah mereka terlibat langsung dalam perjuangan bersenjata, sebagai kelompok teroris.
"Saya ingin menggarisbawahi bahwa tidak ada pemerintah atau tentara di seluruh dunia yang bernegosiasi dengan kelompok teroris mana pun," kata Min Aung Hlaing seperti dikutip dari AP News.
Baca juga: Di Forum IPU, Indonesia Suarakan Penyelesaian Konflik Ukraina, Myanmar hingga Palestina
Min Aung Hlaing menambahkan, militer, yang dikenal sebagai Tatmadaw, akan memusnahkan mereka sampai akhir.
Keanggotaan atau bahkan kontak dengan mereka akan dikenai hukuman berat di bawah pemerintahan junta.
Seperti diketahui, para penentang militer telah menolak untuk melakukan aksi protes secara damai.
Banyak dari mereka yang mengangkat senjata, membentuk ratusan kelompok milisi yang disebut Pasukan Pertahanan Rakyat atau lebih dikenal sebagai PDF.
Di beberapa bagian negara, mereka telah bergabung dengan kelompok bersenjata etnis yang terorganisir dengan baik, yang telah berjuang untuk otonomi yang lebih besar selama beberapa dekade.
Baca juga: Amerika Serikat Resmi Nyatakan Aksi Militer Myanmar Terhadap Rohingya sebagai Genosida
Meskipun memiliki keuntungan besar dalam hal peralatan dan jumlah tentara, militer Myanmar telah berjuang untuk menghancurkan unit milisi baru.
Bersenjata dan kalah awak, PDF mengandalkan dukungan dari masyarakat lokal dan pengetahuan tentang medan untuk melakukan serangan.
Serangan yang menargetkan konvoi, patroli, pos jaga, kantor polisi dan pangkalan terisolasi di daerah terpencil, seringkali mengejutkan militer.
Militer saat ini melakukan operasi di Sagaing, di Myanmar tengah atas, dan di Negara Bagian Kayah, di timur negara itu, menggunakan serangan udara, rentetan artileri dan pembakaran desa.