TRIBUNNEWS.COM - Oligarki Rusia terus kehilangan aset mereka akibat sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara barat sebagai pembalasan atas invasi Ukraina.
Miliarder Rusia Eugene Shvidler, menjadi orang terbaru yang terkena dampak dari tindakan tegas itu.
Mengutip Luxury Launches, dua jet milik taipan minyak itu telah disita tanpa batas waktu oleh pemerintah Inggris pada hari Sabtu (26/3/2022).
Sebelumnya kedua pesawat pribadi itu diselidiki di bandara Farnborough dan Biggin Hill selama tiga minggu terakhir.
Tetapi sekretaris transportasi UK, Grant Shapps, mengatakan ia telah menandatangani undang-undang baru untuk menyita jet-jet itu.
Undang-undang tersebut juga menjadikan pelanggaran pidana bagi pemilik pesawat yang dikenai sanksi untuk memindahkan atau menerbangkan pesawat mereka di Inggris.
Baca juga: Sanksi Inggris ke Oligarki Rusia, Rumah 4,4 Juta Pound Milik Putri Tiri Menlu Lavrov Bakal Melayang
Baca juga: Inggris Umumkan 65 Sanksi Baru Rusia, Targetkan Oligarki, Pembekuan Aset, dan Larangan Perjalanan
"Sejak Putin memulai serangan ilegalnya, saya telah menahan jet milik Eugene Shvidler untuk diselidiki selama tiga minggu. Sekarang, saya menggunakan kekuatan saya untuk menahan jet itu tanpa batas waktu," cuit Grant Shapps di Twitter.
"Teman-teman Putin yang menghasilkan jutaan dolar dari rezimnya tidak akan menikmati kemewahan sementara orang yang tidak bersalah mati."
Shvidler termasuk dalam daftar 65 oligarki Rusia yang baru-baru ini dirilis yang diyakini memiliki hubungan dekat dengan Vladimir Putin.
Otoritas Inggris menyebut miliarder berusia 58 tahun itu "mitra bisnis lama" Roman Abramovich.
Pesawat yang disita milik Shvidler adalah Bombardier Global 6500 dan Cessna Citation Latitude, yang diyakini bernilai hingga $60 juta atau sekitar Rp861 miliar.
Bombardier Global 6500
Global 6500 adalah pesawat baru yang bergabung dengan keluarga jet bisnis Global Bombardier yang berdiri sejak tahun 2019.
Pesawat ini dianggap sebagai salah satu saingan terdekat Gulfstream G650 dengan spesifikasi yang serupa.