Sementara, seorang pemimpin separatis di Ukraina timur mengatakan wilayahnya, Lugansk, ingin mengadakan referendum atau pemungutan suara untuk bergabung dengan Rusia.
Leonid Pasechnik, pemimpin Republik Rakyat Lugansk dan daerah tetangga Donetsk sejak pemberontakan meletus di sana pada tahun 2014, tak lama setelah Moskow mengintegrasikan Semenanjung Krimea ke dalam wilayah Federasi Rusia menyusul referendum rakyat di Krimea.
Baca juga: Rangkuman Invasi Rusia Hari ke-32: Ukraina Rebut Beberapa Desa, Zelensky Mohon Bantuan Internasional
Moskow mengakui kemerdekaan Donetsk dan Lugansk pada 21 Februari dan kemudian memenuhi bantuan militer kedua wilayah itu dan melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari.
Dalam pembicaraan dengan Ukraina, Moskow mendesak Ukraina untuk mengakui kedaulatan Rusia atas Krimea dan kemerdekaan wilayah Donetsk dan Luhansk atau Lugansk.
Pernyataan Pasechnik ini bisa menandakan pergeseran Posisi Rusia mengakui kemerdekaan kedua wilayah tersebut.
Sebelumnya pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk memulai invasi skala penuhnya ke Ukraina dan memulai perang.
Pasukan Rusia pun kemudian menembaki dan menghancurkan fasilitas infrastruktur utama, meluncurkan rudal dan serangan udara ke kota-kota serta desa-desa di Ukraina, menewaskan warga sipil.