TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Miliarder Rusia Roman Abramovich menderita gejala keracunan saat mengikuti pembicaraan damai di perbatasan Ukraina-Belarus awal bulan ini.
Kabar tersebut disampaikan oleh sebuah sumber yang dekat dengan Abramovich.
BBC mengabarkan, pemilik klub sepakbola Chelsea FC tersebut kini telah pulih. Dia dikabarkan mengalami sakit mata dan kulit mengelupas. Dua negosiator perdamaian Ukraina juga dikatakan terpengaruh oleh dugaan racun tersebut.
Satu laporan mengatakan dugaan peracunan itu diatur oleh kelompok garis keras Rusia yang ingin menyabotase pembicaraan.
Tidak berselang lama setelah tuduhan itu muncul, seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya dikutip oleh Reuters mengatakan bahwa intelijen menyarankan gejala pria itu karena faktor "lingkungan", bukan keracunan.
Seorang pejabat di kantor kepresidenan Ukraina, Ihor Zhovkva, mengatakan kepada BBC, meskipun dia tidak berbicara dengan Abramovich, anggota delegasi Ukraina "baik-baik saja" dan salah satunya mengatakan cerita itu "palsu".
Baca juga: Roman Abramovich Diduga Diracun Usai Pertemuan di Ukraina, Intelijen AS Sebut Bukan Keracunan
Koresponden keamanan BBC Frank Gardner menyatakan, tidak mengherankan bahwa AS ingin meredam anggapan bahwa siapa pun - terutama Rusia - telah menggunakan senjata kimia di Ukraina.
Karena hal ini dapat mendorong mereka ke tindakan pembalasan yang sangat enggan mereka lakukan.
Kondisi Abramovich dan negosiator Ukraina, termasuk anggota parlemen Ukraina Rustem Umerov, telah membaik sejak insiden pada 3 Maret, sebut sumber yang dikutip Wall Street Journal.
Sebuah sumber yang dekat dengan Abramovich mengatakan kepada BBC bahwa dia sekarang telah pulih dan melanjutkan negosiasi untuk mencoba dan mengakhiri perang di Ukraina.
Baca juga: Roman Abramovich Alami Keracunan saat Ikut Perundingan Damai Rusia dan Ukraina
Insiden itu menyoroti peran Abramovich yang dilaporkan sebagai perantara dalam pembicaraan antara Ukraina dan Rusia. Sifat pasti posisinya tidak jelas, tetapi juru bicara oligarki sebelumnya mengatakan pengaruhnya "terbatas".
Pada hari Minggu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Abramovich telah menawarkan bantuan kepadanya untuk mengurangi invasi Rusia ke negara itu.
Miliarder Rusia itu melakukan perjalanan antara Moskow dan Kyiv untuk beberapa putaran pembicaraan pada awal bulan.
Dia dilaporkan bertemu Zelensky selama perjalanan, tetapi pemimpin Ukraina itu tidak terpengaruh dan juru bicaranya tidak memiliki informasi tentang insiden tersebut.
Sementara itu, kelompok jurnalisme investigasi Bellingcat mengatakan Abramovich dan para perunding menderita gejala "konsisten dengan keracunan senjata kimia".