Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Amerika Serikat, Sung Y Kim menemui Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate di Kantor Kominfo, Senin (29/3/2022) untuk membahas kerja sama ICT.
Keduanya juga membahas dukungan untuk kandidat Sekretaris Jenderal International Telecommunication Union (ITU) dan peluang kerja sama bidang digital.
Menkominfo mengatakan, kandidat Sekjen ITU yang diusung Amerika Serikat memiliki pengalaman yang baik, sehingga Pemerintah Indonesia menyatakan dukungan terhadap calon Sekjen ITU dari AS.
"Sebentar lagi kan ada pergantian Sekjen ITU. Amerika punya kandidat yang hebat, yang bagus, yang kami diskusikan dan kebetulan juga kita sudah mengenal dengan baik, dan kami Indonesia akan mendukung kandidat yang Amerika calonkan, kalau boleh sebut namanya Doreen Bogdan-Martin," tuturnya.
Menteri Johnny menjelaskan Pemerintah Amerika Serikat akan memberikan dukungan untuk Indonesia dalam forum-forum internasional.
Baca juga: Tangkal Berita Bohong, Kominfo Gencar Bekali Masyarakat dengan Literasi Digital
Di saat yang sama Amerika juga menyampaikan untuk kerja sama yang baik akan mendukung juga calon Indonesia.
"Di antaranya Asia Pacific ITU Council Member yang selama ini memang kita sudah duduk di council tersebut. Saya tadi mengusulkan juga kalau Amerika bisa mendukung Indonesia di Radion Regulations Board Member," jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Menkominfo dan Dubes AS membahas kerja sama antarkedua negara di sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK), baik infrastruktur hulu atau upstream maupun infrastruktur hilir atau downstream.
Untuk kerja sama bidang digital, Menteri Johnny menyatakan tidak ada pembahasan secara detail dan teknis, namun pembahasan lebih berkaitan dengan kebijakan antarkedua negara.
Mengenai kerja sama satelit SATRIA-1, Menteri Johnny menjelaskan untuk produksi dari Thales Perancis.
Menkominfo juga menjelaskan perkembangan kerja sama setelah penandatanganan Hot Backup Satellite buatan Boeing dengan kapasitas sama dengan SATRIA-1 sebesar 150 Gbps.
"Kedua satelit ini akan diluncurkan dengan menggunakan roket Amerika Serikat, yaitu SpaceX. Jadi kerja sama di bidang ICT antara Indonesia dan Amerika sebetulnya sudah berlangsung sangat lama," tandasnya.