TRIBUNNEWS.COM, MARIUPOL – Mariupol, kota strategis terbesar kedua di Ukraina timur, kini sudah dikuasai pasukan Rusia, Chechnya dan milisi Donbass.
Kota ini selama sebulan terakhir jadi benteng terkuat paramiliter ultra nasionalis Batalyon Azov, kelompok radikal yang dikenal sebagai neo-Nazi Ukraina.
Upaya penyelamatan elite Batalyon Azov dilakukan pemerintah Ukraina. Sebuah helikopter yang dikirim Kiev, ditembak jatuh di Laut Azov oleh pasukan Rusia.
Dilaporkan situs Southfront.org, Selasa (29/3/2022), sebagian besar distrik di kota ini telah tenang tanpa pertempuran. Namun bentrokan masih berlanjut di Azovstal, pusat kota Mariupol.
Baca juga: Kemhan Rusia Tuding Batalion Azov Rencanakan Provokasi Pakai Kontaminasi Radioaktif di Dekat Kharkiv
Baca juga: Batalyon Azov Ukraina Olesi Peluru dengan Lemak Babi, Diduga untuk Melawan Pasukan Muslim Chechnya
Baca juga: Mengenal Resimen Azov, Neo-Nazi Ukraina yang Ingin Ditumpas Habis Vladimir Putin
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, helikopter Mi-8 Ukraina yang ditembak jatuh semula hendak mengevakuasi komandan Brigade ke-36 Batalion Azov, Prokopenko.
Tokoh itu diduga menyelamatkan diri meninggalkan personel mereka di Mariupol lewat jalur darat yang tersisa koridornya ke arah kota lain yang belum didatangi pasukan Rusia.
Momen awal Jatuhnya Kota Mariupol
Pada 28 Maret 2022, pemimpin Donbass People Republic (DPR) Denis Pushilin mengklaim pusat distrik Mariupol telah dibersihkan dari pasukan Ukraina.
Pasukan Batalyon Azov di Mariupol dibagi menjadi dua kelompok kecil, dan dinyatakan benar-benar kehilangan komando terpusat.
Setelah keberhasilan operasi unit DPR di pusat distrik sisi kiri, pertahanan Ukraina runtuh. Kelompok militan Azov buru-buru mundur menuju ke Azovstal.
Bendera DPR dikibarkan di gedung Pemda Kalmius, Mariupol. Operasi itu dilakukan batalyon terkenal Somalia dari pasukan DPR.
Distrik Kalmius adalah yang terbesar di kota. Terletak di bagian utara Mariupol.
Batalyon Azov Berkubu di Apartemen dan Sekolah
Banyak kubu militan Azov diduduki pasukan DPR. Beberapa dari kubu itu ditinggalkan pasukan Ukraina hampir tanpa pertempuran. Milisi DPR mendapat banyak peralatan militer di sana.
Bendera Ukraina dicopot dari pangkalan Pasukan Khusus Ukraina di bagian timur Mariupol.
Menteri Dalam Negeri DPR mengambil bagian dalam upacara kecil ini dan berbicara dengan penduduk setempat yang selamat dari bentrokan sengit di daerah itu.
Mereka menyambut pasukan DPR dan mengecam Presiden Ukraina Volodimir Zelenskiy penuh kebencian di depan kamera.
Wartawan Rusia yang berada di Mariupol mengatakan, kelompok Azov meninggalkan pangkalan di Mariupol secara terorganisir.
Mereka diduga menyamar sebagai warga sipil biasa. Pangkalan Batalyon Azov umumnya berada di tengah bangunan tempat tinggal warga.
“Mereka menempati gedung-gedung perumahan bertingkat, menembaki unit-unit yang maju, jika mungkin, menusuk dari belakang, menekan,” lapor jurnalis yang mengikuti gerakan pasukan Rusia.
Lebih banyak kubu militer yang dihancurkan berada di permukiman sipil, termasuk sekolah.
Rekaman dari ruang bawah tanah sebuah sekolah di Mariupol, markas militan Azov, menunjukkan banyak amunisi yang ditinggalkan mereka.
"Ada peluru 152 mm, dan banyak RPG, dan senapan mesin," imbuhnya. Situs Southfront.org mempublikasikan serangkaian video suasana bekas kubu Batalyon Azov di Mariupol.
Video-video yang disebarkan di media sosial yang menunjukkan kemenangan Batalyon Azov di Mariupol dianggap propaganda Ukraina belaka.
Korban Dikuburkan Seadanya di Tepi Jalan
Di sisi lain, Mariupol menghadapi bencana kemanusiaan yang hebat. Warga sipil terbunuh di hampir semua wilayah tengah. Mereka dimakamkan seadanya di halaman bangunan atau di tepi jalan.
Pasukan Rusia dan DPR memberikan bantuan kemanusiaan di daerah-daerah di bawah kendali mereka. Namun, masih banyak warga sipil yang diblokade di distrik lain di kota.
Orang-orang bergegas keluar dari tepi kiri dan kanan Sungai Dnieper. Militan juga berusaha keluar dari kota berkedok warga sipil.
Mereka ditangkap di pos pemeriksaan militer. Pada saat yang sama, meskipun banyak kasus penyiksaan tawanan perang Rusia oleh tentara Ukraina, kaum nasionalis Ukraina diperlakukan sesuai hukum perang.
Situasi di Mariupol tetap tegang. Pasukan gabungan DPR dan Rusia secara perlahan bergerak maju dari arah timur dan barat di distrik-distrik pusat kota.
Kemajuan mereka secara signifikan diperlambat tidak hanya oleh tembakan langsung dari pasukan musuh, tetapi juga kebutuhan mengevakuasi warga sipil dari daerah-daerah di bawah kendali mereka.
Sementara pasukan Rusia berusaha memastikan evakuasi warga sipil yang diserang, pasukan nasionalis Ukraina menjadikan warga sipil sebagai tameng hidup.
Bahkan di daerah-daerah di bawah kendali DPR, warga sipil takut meninggalkan ruang bawah tanah, karena artileri Ukraina terus menembaki mereka.
Kesaksian Anak-anak yang Selamat dari Mariupol
Pada 26 Maret 2022, anak-anak yang lolos dari Mariupol mengkonfirmasi tindakan tidak manusiawi dari anggota Batalyon Azov.
Mereka mengklaim militan Ukraina menembaki mereka ketika mereka mencoba untuk mencapai daerah yang dilindungi DPR.
Sejak awal perang, mereka bersembunyi di ruang bawah tanah sebuah gedung bertingkat, yang hampir sepenuhnya ditempati militan Azov.
Bangunan itu hancur. Meninggalkan tempat perlindungan mereka, nasionalis Ukraina mencoba membunuh warga sipil.
Saat unit DPR dan Federasi Rusia menduduki Mariupol, semakin banyak laporan saksi mata kejahatan perang kelompok neo-Nazi muncul.
Semakin banyak fakta mengejutkan yang menunjukkan kejahatan perang militer Ukraina dan paramiliter Azov.
Situs Southfront.org menayangkan video-video pendek memperlihatkan tentara Rusia yang ditangkap mengalami penyiksaan.
Dalam video tentara Ukraina menembak kaki tawanan perang Rusia dan kemudian memukuli mereka secara brutal.
Di awal video, terlihat tawanan perang Rusia tergeletak di tanah. Kaki mereka berluka tembak. Beberapa dari mereka mengalami patah kaki.
Beberapa orang mengklaim tentara Rusia yang ditangkap sudah terluka. Namun di akhir video, tentara Ukraina menembak semua tahanan yang baru tiba di kaki mereka.
Banyak dari mereka yang sekarat karena syok karena kesakitan di depan kamera. Semua ini direkam tentara Ukraina lainnya.
Mereka telah memperlakukan prajurit yang ditangkap dari pasukan pertahanan diri Donbass dengan cara yang sama selama delapan tahun sebelumnya.(Tribunnews.com/Southfront.org/RussiaToday/xna)