TRIBUNNEWS.COM - Pejabat Gedung Putih dan Eropa mengatakan Presiden Vladimir Putin disesatkan oleh militer Rusia tentang perang di Ukraina, Rabu (30/3/2022).
Mereka terlalu takut untuk mengatakan kepada Putin tentang buruknya perang di Ukraina dan betapa merusaknya sanksi Barat.
Invasi Rusia telah dihentikan di banyak front oleh perlawanan keras dari pasukan Ukraina yang telah merebut kembali wilayah dan menyebabkan warga sipil terjebak di kota-kota yang terkepung.
“Kami memiliki informasi bahwa Putin merasa disesatkan oleh militer Rusia, yang telah mengakibatkan ketegangan terus-menerus antara Putin dan kepemimpinan militernya,” kata Kate Bedingfield, direktur komunikasi Gedung Putih, dikutip dari CNA.
“Kami percaya bahwa Putin disalahartikan oleh para penasihatnya tentang seberapa buruk kinerja militer Rusia dan bagaimana ekonomi Rusia dilumpuhkan oleh sanksi karena penasihat seniornya terlalu takut untuk mengatakan yang sebenarnya kepadanya,” katanya.
Baca juga: Rusia Susun Mekanisme Pembayaran Gas Pakai Rubel, Pebisnis Jerman Kian Resah Uni Eropa Menolak
Baca juga: Amerika Serikat dan Sekutu Diminta Stop Drama di Konflik Rusia - Ukraina
AS mengajukan informasi ini untuk menunjukkan bahwa telah menjadi kesalahan strategis bagi Rusia.
Keputusan Washington untuk membagikan intelijennya secara lebih terbuka mencerminkan strategi yang telah dilakukan sejak sebelum perang dimulai.
Dalam hal ini, itu juga bisa memperumit perhitungan Putin, kata seorang pejabat AS kedua.
Dia menambahkan, "Ini berpotensi berguna. Apakah itu menabur pertikaian di jajaran? Itu bisa membuat Putin mempertimbangkan kembali siapa yang bisa dia percayai."
Seorang diplomat senior Eropa mengatakan penilaian AS itu sejalan dengan pemikiran Eropa.
"Putin berpikir segalanya berjalan lebih baik daripada sebelumnya. Itulah masalahnya dengan mengelilingi diri Anda dengan 'yes man' atau hanya duduk bersama mereka di ujung meja yang sangat panjang," kata diplomat itu.
Wajib militer Rusia diberitahu bahwa mereka mengambil bagian dalam latihan militer, tetapi harus menandatangani dokumen sebelum invasi yang memperpanjang tugas mereka, kata dua diplomat Eropa.
"Mereka disesatkan, dilatih dengan buruk dan kemudian tiba untuk menemukan wanita tua Ukraina yang tampak seperti nenek mereka meneriaki mereka untuk pulang," tambah salah satu diplomat.
Tidak ada indikasi saat ini bahwa situasi tersebut dapat mendorong pemberontakan di antara militer Rusia, tetapi situasinya tidak dapat diprediksi dan kekuatan Barat "akan berharap bahwa orang-orang yang tidak senang akan angkat bicara," kata diplomat senior Eropa itu.