TRIBUNNEWS.COM - Untuk memperkuat pasukannya di Ukraina, Rusia menawarkan gaji fantastis bagi tentara bayaran Suriah yang membantu.
Seorang mantan tentara rezim Suriah, membeberkan jumlah imbalan yang ditawarkan tergantung di posisi mana mereka ingin ditempatkan.
"Ada dua kontrak yang ditawarkan. Pertama, berperang di garis terdepan dengan bayaran 7.000 Dolar AS (Rp100.436.350)."
"Kedua, di garis belakang dengan gaji 3.500 Dolar AS (Rp50.218.175)," katanya tanpa menyebutkan nama, saat wawancara bersama BBC, dikutip Tribunnews.com, Kamis (31/3/2022).
Sikap Rusia menggelontorkan banyak biaya demi tentara bayaran, dinilainya lantaran Moskow tak ingin kehilangan pasukan.
Baca juga: Putin Sarankan Pasukan Ukraina Menyerah Jika Ingin Penembakan di Mariupol Dihentikan
Baca juga: Rusia Mulai Gunakan Bandara Brest di Belarus untuk Serang Ukraina
Karena itu, mereka lebih memilih mencari orang yang bersedia dibayar.
"Rusia tidak ingin kehilangan pasukan militernya, jika mereka bisa menemukan orang yang bersedia dibayar," ujarnya.
Meski berisiko kehilangan nyawa, banyak pemuda Suriah yang mendaftar untuk menjadi tentara bayaran Rusia.
Sumber BBC itu mengklaim setidaknya ada 200 orang yang diketahuinya, telah mendaftarkan diri untuk mendukung invasi Moskow di Ukraina.
Kebanyakan, ujarnya, mendaftar untuk memastikan keluarga mereka bisa cukup makan.
"Aku mengetahui setidaknya 200 orang telah mendaftarkan diri untuk pergi."
"(Sebanyak) 80 persen diantaranya mendaftar hanya untuk memastikan keluarga mereka bisa makan," terangnya.
Ekonomi Suriah yang sudah terpuruk karena perang saudara, kini menghadapi melonjaknya harga bahan pangan pokok, seperti gandum, akibat dampak perang Rusia dan Ukraina.
"Perang di Ukraina membuat harga semakin mahal, minyak, minuman, makanan. Semuanya," kata sumber BBC tersebut.