Dengan perang yang memperburuk harga bahan bakar global, Presiden Joe Biden meluncurkan pelepasan terbesar yang pernah ada dari cadangan minyak AS dan menantang perusahaan minyak untuk mengebor lebih banyak untuk menurunkan harga gas.
"Ini adalah momen konsekuensi dan bahaya bagi dunia," kata Biden di Gedung Putih saat mengumumkan pelepasan 180 juta barel mulai Mei.
Tetapi jumlah itu gagal untuk menutupi kerugian AS dari minyak Rusia, yang dilarang Biden bulan ini.
Baca juga: Bertemu Menlu Rusia di China, Menteri Luar Negeri Indonesia Minta Perang Segera Dihentikan
Baca juga: AS dan Eropa Diduga Takut Jatuhkan Sanksi kepada Perusahaan Asal Rusia Kaspersky Lab
Pemerintah Barat mengatakan permintaan Putin untuk pembayaran rubel akan menjadi pelanggaran kontrak dalam euro atau dolar.
Jerman dan Austria menyatakan "peringatan dini" pada pasokan gas, tetapi belum ada negara UE yang memberi isyarat bahwa mereka menghadapi darurat pasokan.
Perintah yang ditandatangani oleh Putin memungkinkan pelanggan untuk mengirim mata uang asing ke rekening yang ditunjuk di Gazprombank Rusia, yang kemudian akan mengembalikan rubel kepada pembeli gas untuk melakukan pembayaran.
“Rusia harus secara fisik menghentikan aliran gas ke UE 27 (negara-negara anggota Uni Eropa) untuk memaksa masalah ini, menandai eskalasi besar yang bahkan tidak dilakukan pada puncak Perang Dingin. Ini akan menandai pukulan finansial besar lainnya bagi pundi-pundi Rusia,” kata analis di Fitch Solutions.
Putin mengirim pasukan pada 24 Februari untuk apa yang dia sebut "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina.
(Tribunnews.com/Yurika)