TRIBUNNEWS.COM, MARIUPOL - International Committee of the Red Cross (ICRC) atau Komite Internasional Palang Merah mengatakan tim yang dikirim untuk memfasilitasi evakuasi ribuan warga sipil dari Mariupol telah dipaksa untuk berbalik setelah kondisi membuatnya "tidak mungkin untuk melanjutkan".
Dikutip dari laman Aljazeera, Wali Kota Kyiv mengatakan pertempuran "besar" sedang terjadi di utara dan timur ibu kota Ukraina.
Wali kota juga memperingatkan orang-orang agar tidak kembali ke kota untuk saat ini.
Baca juga: Kemhan Ukraina Klaim Rusia Kehilangan Peralatan Militer Senilai Lebih dari 10 Miliar Dolar AS
Kepala dari pengawas nuklir PBB akan memimpin misi ke pabrik Chernobyl Ukraina yang sudah tidak berfungsi "sesegera mungkin".
Moskow mengatakan dugaan serangan Ukraina terhadap depot bahan bakar di Belgorod tidak menciptakan "kondisi yang nyaman" untuk pembicaraan antara kedua belah pihak.
Rusia Puji India
Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memuji India yang mengambil sikap tidak berpihak atau netral dalam perang di Ukraina, Jumat (1/4/2022).
Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar dan Lavrov dalam sambutan pembukaan, menggarisbawahi hubungan antara kedua negara telah menopang mereka melalui masa-masa sulit di masa lalu.
Jaishankar mengatakan India selalu mendukung penyelesaian perbedaan melalui dialog dan diplomasi dan menghindari mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
Lavrov memuji India karena menilai situasi secara keseluruhan, bukan hanya secara sepihak.
Lavrov menambahkan, sikap saling hormat dalam mencari keseimbangan hubungan akan menang di masa depan.
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Ned Price mengatakan Washington mengharapkan India akan menggunakan hubungannya dengan Rusia untuk membantu mengakhiri perang di Ukraina, Kamis (31/3/2022).
Baca juga: Sikap Netral India dalam Pusaran Konflik Rusia Vs Ukraina Dipuji Moskow
"Negara yang berbeda akan memiliki hubungan mereka sendiri dengan Federasi Rusia. Ini fakta sejarah, ini fakta geografi. Itu bukan sesuatu yang ingin kami ubah," kata Price seperti dikutip AP News.
Dia mengatakan AS sedang mencari teman dan sekutunya untuk berbicara serempak dan lantang menentang invasi Rusia yang tidak beralasan dan terencana.