TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky 'blusukan' turun ke medan perang setelah pasukan Rusia mulai meninggalkan sejumlah kota di negara itu.
Dia tampak mengunjungi Kota Bucha, pinggiran ibu kota Kiev, untuk melihat lokasi terbunuhnya banyak warga sipil usai pasukan Rusia menarik diri dari wilayah tersebut, seperti laporan Associated Press, Senin (4/4/2022).
Di kota Bucha, di mana ratusan warga sipil ditemukan tewas setelah pasukan Rusia mundur pekan lalu, Zelensky mengatakan bukti kekejaman membuat sulit untuk melakukan pembicaraan dengan Rusia.
“Sangat sulit untuk melakukan negosiasi ketika Anda melihat apa yang mereka lakukan di sini,” kata Zelensky, menambahkan di Bucha dan tempat-tempat lain “orang mati ditemukan di tong, ruang bawah tanah, dicekik, disiksa.”
"Kemenangan dapat dicapai dalam proses negosiasi paralel dengan langkah-langkah tempur tentara kami," katanya.
"Tentara kami menunjukkan langkah-langkah tempur setiap hari. Tapi itu tidak mudah. Kami tidak ingin kehilangan jutaan orang. Itulah mengapa kita membutuhkan dialog," sambungnya.
Dia menambahkan, kepemimpinan Rusia “perlu berpikir lebih cepat jika memiliki (otak) untuk berpikir.”
“Semakin lama Rusia menunda pembicaraan, semakin buruk bagi mereka, untuk situasi ini, untuk perang ini. Karena setiap hari ketika pasukan kami masuk dan mengambil kembali wilayah tertentu, Anda melihat apa yang terjadi."
"Sangat sulit untuk melakukan negosiasi ketika Anda melihat apa yang mereka lakukan di sini."
Zelenskyy menegaskan kembali kritiknya terhadap penentangan mantan Kanselir Jerman Angela Merkel terhadap tawaran Ukraina untuk bergabung dengan NATO.
Dia mengatakan bahwa Merkel dan para pemimpin Barat lainnya yang menolak langkah tersebut harus datang ke Bucha untuk “melihat apa yang mengarah pada godaan dengan Federasi Rusia.”