News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dinilai Lamban Hentikan Invasi Rusia, Presiden Zelensky Tuding PBB Tak Becus Jalankan Tugas

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris selama Konferensi Keamanan Munich di Munich, Jerman selatan, pada 19 Februari 2022. Selama Konferensi Keamanan Munich ke-58 yang berlangsung dari 18-20 Februari 2022, para diplomat dan pakar internasional bertemu untuk membahas topik seperti tatanan global, keamanan manusia dan transnasional, pertahanan atau keberlanjutan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegur dewan keamanan perserikatan bangsa-bangsa (PBB) lantaran sikapnya yang tak tegas dalam menghentikan invasi yang dilakukan Rusia, pada Selasa (5/4/2022).

Hal tersebut diucapkan Zelensky setelah pihaknya kecewa dengan sikap PBB yang terbilang acuh, lantaran tak kunjung memberikan hukuman ke Rusia, dengan alasan Moskow memiliki hak veto bersama dewan tetap Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Cina.

Baca juga: Ini Alasan Rusia Sebut Mayat-mayat yang Tergeletak di Jalanan Kota Bucha Ukraina adalah Rekayasa

Sambil mengungkap kekejaman tentara Putin dengan menunjukkan video pendek dari kondisi kota Dymerka, Mariupol dan Bucha yang menjadi sasaran amuk Rusia. Zelensky pun menyebut jika 15 anggota PBB tak becus dalam menjalankan tugasnya, untuk menjamin keamanan Ukraina dari invasi Rusia sejak 24 Februari 2022 lalu.

Dalam video tersebut Zelensky juga memperlihatkan kondisi para warganya yang menjadi korban kejahatan Rusia, dimana banyak mayat bergeletakkan di jalanan kota. Pihaknya mengeklaim jika korban tersebut merupakan perbuatan dari militer Putin.

Baca juga: Jenderal AS Soroti Konflik Dunia, Sebut Invasi Rusia Ancam Perdamaian Global

“Kita berurusan dengan negara yang mengubah hak vetonya di Dewan Keamanan PBB menjadi hak untuk menyebabkan kematian. Rusia ingin mengubah Ukraina menjadi budak yang diam." kata Zelenskiy dalam pidato langsung dikutip dari Reuters.

Zelensky juga menyebut jika aksi kekejaman yang dilakukan Rusia di kota-kota Ukraina seperti Bucha sama dengan perbuatan teroris dan aksi genosida. Bahkan jumlah korban di Ukraina diprediksi akan terus bertambah jika PBB tak memberikan hukuman pada Rusia.

Hal inilah yang kemudian membuat pemerintah Ukraina hingga AS dan sekutunya mempertanyakan tugas PBB, dengan kompak mereka juga menyerukan agar PBB membubarkan diri jika tak bisa menangani kasus tersebut.

Sayangnya PBB hingga sejauh ini belum memberikan komentar apapun akan desakan dari presiden Ukraina.

Di sisi lain, Vassily Nebenzia duta besar Rusia yang dikutip dari Bloomberg membantah semua tuduhan yang diarahkan Zelensky tersebut.

Vassily menyebut jika pasukan negaranya tidak pernah melakukan pembantaian terhadap warga sipil Ukraina selama melakukan invasi di Ukraina. Bahkan Nebenzia menambahkan jika isu pembantaian warga sipil di Bucha adalah kebohongan Barat untuk mendiskreditkan Rusia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini