TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Foto-foto dan rekaman video mayat warga sipil di Kota Bucha memicu respons dari berbagai penjuru dunia.
Tuntutan agar Rusia diseret ke pengadilan kejahatan perang pun semakin menguat.
Apalagi tentara Rusia yang menguasai kota di pinggiran Kiev Ibu Kota Negara Ukraina itu.
Rusia menyangkal tuduhan bahwa pasukannya membantai warga sipil di Bucha. T
Sebagaimana dugaan kejahatan perang yang sudah-sudah, Kremlin kembali membantah pasukannya melakukan pembantaian di Bucha.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuding bukti-bukti pembantaian Bucha sebagai “rekayasa provokasi anti-Rusia.”
Sedangkan Juru Bicara Istana Kepresidenan Kremlin, Dmitry Peskov mengklaim foto dan rekaman yang beredar memuat “tanda-tanda pemalsuan video dan berbagai kebohongan.”
Baca juga: Warga Bucha Ungkap Kronologi Pasukan Rusia Membunuh Keluarganya, Dobrak Rumah Lalu Seret ke Trotoar
Otoritas Rusia menerbitkan sederet klaim yang menuduh bukti-bukti pembantaian di Bucha sebagai rekayasa Ukraina.
Klaim-klaim tersebut disebarkan ulang akun-akun media sosial pro-Rusia.
Akan tetapi, klaim-klaim Rusia itu ramai-ramai dibantah oleh para pakar di bidangnya yang memeriksa fakta di balik foto-foto dan video itu.
Setelah melakukan pemeriksaan fakta, New York Times, BBC, dan Bellingcat menemukan bahwa bukanlah insiden pembantaian yang palsu, melainkan klaim Rusia yang palsu.
Berikut sejumlah klaim palsu Rusia yang telah terbantahkan melalui pemeriksaan fakta oleh pakarnya:
Rusia klaim jenazah palsu karena mayat bergerak
Salah satu rekaman pembantaian di Bucha adalah video yang diambil dari mobil yang bergerak.